Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Mosul Direbut Kembali, Berakhirkah Perang Melawan ISIS?

Kompas.com - 09/07/2017, 22:08 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

BAGHDAD, KOMPAS.com - Meski kota Mosul sudah dinyatakan bebas dari cengkeraman ISIS, tetapi pekerjaan Irak memerangi kelompok militan ini masih jauh dari usai.

Sebab, masih ada beberapa wilayah negeri itu yang masih dalam kekuasaan kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi tersebut.

Berikut beberapa kota kunci yang masih dikuasai ISIS dan masih membutuhkan waktu bagi Irak untuk merebutnya kembali.

Tal Afar

Kota ini terletak antara Mosul dan perbatasan dengan Suriah dengan jumlah penduduk diperkirakan mencapai 200.000 orang sebelum diduduki ISIS pada musim panas 2014.

Sebelum direbut ISIS, Tal Afar adalah kota dengan mayoritas penduduk adalah pemeluk Syiah dengan populasi etnis Turkmen yang cukup besar.

Baca: PM Irak Nyatakan Kota Mosul Sudah Direbut Kembali dari Tangan ISIS

"Merebut Tal Afar akan seperti operasi merebut Mosul," kata Michaek Knights dari Institute Kebijakan Timur Dekat di Washington.

Namun, isu pasukan yang akan terlibat saat merebut dan siapa yang akan mengendalikan kota ini setelah direbut akan menjadi bibit konflik baru.

"Milisi Syiah bersikeras untuk mengendalikan kota Tal Afar bertentangan dengan keinginan AS dan Turki yang menolak keterlibatan mereka," kata Patrick Martin dari Institut Studi Perang.

"Inilah salah satu kondisi yang bisa memicu konflik baru di masa depan," tambah Martin.

Hawijah

Kota ini berada di wilayah Kirkuk, sebuah provinsi yang dikuasai pasukan Kurdi.

"Perubahan politik membuat operasi perebutan kota Hawijah menjadi sulit," kata Patrick Martin.

"Konvergensi pasukan Kurdi yang mencoba menguasai Kirkuk dan sumber minyaknya, milisi Syiah yang mencoba mencegah separatisme Kurdi, dan keberadaan pasukan Irak bisa memicu instabilitas dalam upaya merebut Kirkuk," tambah Martin.

Sementara Michael Knights menyebut, Hawijah adalah bagian dari sebuah ancaman kompleks di kawasan "tak bertuan" di wilayah utara Irak.

"Ini merupakan sebuah masalah besar dan rumit dalam jangka panjang," tambah Knights.

Knights memperkirakan, Hawijah akan menjadi wilayah yang paling akhir untuk direbut kembali.

Anbar Barat

ISIS masih menguasai sejumlah daerah di sepanjang lembah Sungai Efrat di provinsi Anbar, termasuk kota Al-Qaim di perbatasan dengan Suriah.

Saat pasukan Irak merebut Ramadi dan Fallujah, dua kota utama di provinsi Anbar, wilayah yang dekat dengan Suriah ini akan lebih sulit dipertahankan saat bisa direbut kembali.

Baca: Kisah Tim Medis Penyelamat Warga Sipil hingga Anggota ISIS di Mosul

"Mempertahankan perbatasan dan mencegah infiltrasi ISIS di gurun luas wilayah barat Anbar dengan personel yang minim akan menjadi sebuah ancaman serius bagi Irak," ujar Martin.

Pendapat ini diamini Knights yang mengatakan wilayah perbatasan dengan Suriah adalah wilayah berbahaya.

"ISIS bisa dengan mudah mengirimkan pasukan tank melintasi perbatasan dan langsung menggilas jika Irak tak hati-hati," ujar Knights.

Wilayah kekuasaan pemerintah Irak

Pasukan Irak telah berhasil merebut tiga kota besar, sejumlah kota kecil, desa dari tangan ISIS.

Namun, anggota ISIS masih ada di wilayah-wilayah yang dikuasai pemerintah dan masih mampu melancarkan serangan terhadap warga sipil atau personel keamanan.

Misalnya di provinsi Diyala. Di provinsi ini ISIS kembali memberontak setelah Diyala direbut kembali pada 2015.

Pendahulu ISIS, Negara Islam Irak , juga mengalami kemunduran dalam hal kemiliteran selama beberapa tahun terakhir.

Sehingga di saat ISIS tengah mengalami serangkaian kekalahan militer, pemerintah Irak harus mampu mengendalikan isu termasuk rekonsiliasi politik dengan kelompok Sunni dan membangun kembali wilayah yang direbut kembali.

Baca: Peledakan Masjid Tua Mosul, Tanda Deklarasi Kekalahan ISIS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com