Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Sudah Dilobi KBRI, Mesir Tetap Deportasi 4 Mahasiswa Indonesia

Kompas.com - 09/07/2017, 10:16 WIB
Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir

Penulis

KAIRO, KOMPAS.com - Pemerintah Mesir pada Sabtu (8/7/2017) mendeportasi empat mahasiswa Al Azhar asal Indonesia yang ditahan sejak awal Juni lalu.

Keempat mahasiswa tersebut adalah Rifai Mujahidin al Haq asal Balikpapan, Adi  Kurniawan  asal  Bandung, Achmad Affandy Abdul Muis asal Lampung, dan Mufqi Al Banna.

Mereka dijadwalkan tiba di bandara Soekarno-Hatta pada Minggu (9/7/2017) dengan menumpang pesawat Saudia Airlines.  

Keempat mahasiswa ini diamankan aparat keamanan Mesir di kota Samanud, sekitar 130 km arah utara kota Kairo, pada awal Juni lalu.

Baca: Mesir Menahan Empat Mahasiswa Al-Azhar Asal Indonesia

Kota Samanud adalah salah satu kota di Mesir yang berada di bawah pengawasan ketat aparat keamanan negara itu.   

Dalam keterangan pers KBRI Kairo yang diterima Kompas.com menyampaikan, pihak KBRI telah berusaha secara konprehensif melobi pemerintah Mesir, agar keempat mahasiswa Indonesia itu tetap bisa melanjutkan studinya di universitas Al Azhar.

Mesir yang menerapkan status darurat dalam tiga bulan terakhir ini. Kondisi itu memberi hak aparat keamanan untuk menciduk, menangkap, dan menahan warga negara Mesir maupun asing yang berdomisili di negara itu yang dicurigai mengancam keamanan negara.

Pemerintah menetapkan status darurat sejak 10 April lalu, menyusul serangan teroris atas Gereja St George di kota Tanta pada 9 April yang menewaskan 28 orang.

Kemudian serangan bom terhadap Gereja St Markus di Alexandria pada 9 April 2017 yang membawa korban tewas 17 orang.

Serangan teroris kemudian menimpa Kota Minya pada 26 Mei 2017,  yang mengakibatkan 28 umat Kristen Koptik tewas.

Kekerasan di Mesir terus berlanjut sampai saat ini. Kontak senjata cukup sengit kembali terjadi antara militer Mesir dan kelompok bersenjata Beit al-Maqdis (sayap ISIS di Mesir) pada Jumat (7/7/2017) di selatan kota Rafah, Semenanjung Sinai Utara.

Baca: Dua Mahasiswa Indonesia yang Dituduh Terkait Gulen Akhirnya Dibebaskan

Dalam kontak senjata yang terbesar sejak Juli 2015 itu, 23 personel militer Mesir tewas dan 33 lainnya luka-luka. Sementara 40 tewas dari kelompok Beit al-Maqdis.

Kelompok Beit al-Maqdis yang kemudian mengubah namanya menjadi kelompok Wilayah Sinai, pada Sabtu (8/7/2017) dan mengklaim bertanggung jawab atas serangan di selatan kota Rafah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com