Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Saudi Kritik Ulama Terkait Model Abaya dan Merias Wajah

Kompas.com - 07/07/2017, 15:57 WIB

RIYADH, KOMPAS.com - Para perempuan Arab Saudi mengkritik saran ulama di negara itu yang mengatakan mereka seharusnya tidak memakai pakaian bersulam dan menghindari merias wajah.

Mohammed Alarafe, seorang ilmuwan Muslim terkemuka di Arab Saudi, mengeluarkan anjuran pada abaya, jubah longgar yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah, kaki dan tangan.

Pakaian ini banyak dikenakan di negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim dengan ragam gaya dan warna.

Pada Minggu lalu, Alarafe bercericit di Twitter. "Wahai anak perempuan, jangan membeli abaya yang bercorak. Tidak ada perhiasan, tidak ada belahan, tidak ada yang terbuka. Tolong, anak perempuan, jangan tampilkan riasan apapun, dan jangan memakai riasan seperti di jaman jahiliah (pra-Islam)."

Baca: 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Wanita di Arab Saudi 

Banyak perempuan yang menyindir anjuran ulama soal pakaian yang bisa diterima dengan berbagi foto abaya mereka dan meminta Arifi untuk menilainya.

Namun, sarannya itu telah dibagikan lebih dari 31.000 kali di Twitter Arab, jumlah yang besar namun hanya segelintir orang yang berkicau dalam bahasa Arab, kebanyakan tinggal di negara-negara Teluk.

Seorang perempuan mengunggah foto pakaiannya dan bertanya, "Bagaimana pendapatmu tentang abaya saya, syekh? Lain kali, saya akan membeli abaya yang berwarna-warni dan bersulam dan ada celahnya. Saya akan mencoba untuk membeli sebuah abaya yang bahkan orang-orang di zaman jahiliah tidak memakainya. "

Sementara yang lainnya berkicau, "Saya ingin berbagi pilihan abaya-abaya yang indah."

Sementara pengguna Twitter lainnya bertanya apakah abayanya masih dapat diterima, mengingat dia tidak tinggal di Arab Saudi.

Baca: Perempuan Arab Terpana Melihat Busana Muslim Indonesia

"Saya menyulam abaya yang terbuka, gila, dan berkilauan. Tapi ini dianggap sederhana dan tidak diungkapkan sesuai dengan ritual masing-masing negara. Saya berasal dari Palestina bukan Arab Saudi. "

Abaya ini semakin menonjol dalam industri busana Muslim yang berkembang setelah ditampilkan di berbagai peragaan busana internasional dan majalah-majalah.

Banyak toko termasuk Harrods menjual abaya untuk pelanggan mereka karena para desainer berusaha membuat garmen secara global.

Namun, bagi sebagian orang di Arab Saudi, abaya lebih merupakan kewajiban dalam Islam ketimbang sebuah pernyataan fesyen.

Kedua gagasan yang ada di negara yang sangat konservatif itu dianggap kontradiksi, karena para perempuan Arab Saudi diharapkan bisa melindungi diri dari tatapan liar para pria.

Baca: Aktivis Gerakan “Perempuan Menyetir” di Arab Saudi Ditahan Lagi

Pada Desember 2016, sebuah foto perempuan Saudi yang tengah berdiri di jalanan di Riyadh, tanpa mengenakan abaya menimbulkan kecaman di media sosial.

Foto perempuan yang konon bernama Malak, atau Angel, Al Shehri, telah memicu lebih dari 9.000 tanda pagar (tagar) Twitter yang menyerukan penangkapannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com