ANKARA, KOMPAS.com - Turki telah mendeportasi 5.000 tersangka teroris dan melarang 53.000 orang masuk ke Turki.
"Lebih dari 3.000 teroris kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), termasuk para pemimpinnya, dinetralisasi dalam operasi militer Perisai Efrat."
Hal itu diungkapkan Presiden Recep Tayyip Erdogan, Kamis (6/7/2017), dalam sebuah konferensi pers di Ankara, bersama Presiden Indonesia Joko Widodo.
Erdogan mengatakan, tersangka teroris dari Asia Selatan termasuk di antara ribuan orang yang dideportasi dari Turki.
Dengan operasi militer Perisai Efrat, pejuang dari pasukan pembebasan Suriah yang didukung oleh militer Turki, mampu mengambil alih wilayah Suriah utara dari ISIS.
Proses itu, kata Erdogan, terjadi antara Agustus tahun lalu hingga Maret 2017.
Operasi tersebut pun telah menyebabkan Turki mampu sepenuhnya membersihkan ISIS dari wilayah perbatasannya.
"Selain itu, operasi militer ini mampu membuka jalan bagi 100.000 warga Suriah kembali ke negara mereka," kata Erdogan.
Dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, Erdogan mengaku membahas isu regional dan perkembangan terakhir di Qatar.
"Kami berkesempatan untuk mendiskusikan langkah bersama yang bisa ditempuh untuk memerangi terorisme di dunia," kata Erdogan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.