Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/07/2017, 16:51 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Korea Utara, Rabu (5/7/2017), mengaku bahwa rudal balistik antarbenua (ICBM) yang baru saja dikembangkan dapat membawa hulu ledak nuklir besar.

Klaim itu pun langsung ditanggapi Washington yang menyerukan agar penggunaan senjata nuklir oleh Korut itu diikuti dengan tindakan global, demikian Reuters.

Seorang juru bicara Departemen Pertahanan AS mengatakan, pihaknya telah menyimpulkan bahwa rudal yang ditembakkan Korut pada Selasa (4/7/2017) memang berdaya jangkau antarbenua.

Para ahli meyakini bahwa ICBM yang baru pertama kali diuji Kurot itu memiliki jangkauan untuk mencapai Alaska dan juga bagian-bagian lain di daratan Amerika Serikat (AS).

Baca: Korea Utara Kembali Luncurkan Misil Balistik

Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, mengatakan, bahwa uji coba ICBM Korut yang dilakukan menjelang perayaan Hari Kemerdekaan AS itu menunjukkkan "eskalasi ancaman baru" bagi AS dan sekutu-sekutunya. Ia bersumpah untuk mengambil tindakan yang lebih tegas.

Pemimpin muda Korut, Kim Jong Un, mengatakan, tes tersebut untuk melengkapi kemampuan senjata strategis negaranya yang mencakup bom nuklir dan hidrogen serta ICBM, seperti dilaporkan kantor berita KCNA.

Pyongyang takkan bernegosiasi dengan AS untuk menghentikan program senjata strategisnya kecuali jika Washington mengakhiri kebijakan yang memusuhi Korut, demikian KCNA mengutip pernyataan pemimpinnya itu.

"Dia, dengan senyum lebar, mengatakan kepada para pejabat, ilmuwan, dan teknisi bahwa AS akan merasa tidak senang ... karena diberi 'paket hadiah' pada 'Hari Kemerdekaan-nya'," kata KCNA.

Baca: Korut Klaim Sukses Uji Pertama Rudal Antarbenua, Bisa Capai Daratan AS

Kim memerintahkan untuk "sering mengirim paket hadiah besar dan kecil 'ke Yankee’," tambah KCNA merunjuk pada sebutan bahasa slang bagi siapa saja yang berasal dari negeri “Paman Sam” itu.

Peluncuran rudal terbaru dilakukan beberapa hari menjelang KTT G20 yang antara lain akan membahas langkah-langkah untuk mengendalikan program senjata Korut di Hamburg, Jerman.

Uji coba itu menunjukkan bahwa Korut berhasil memenuhi persyaratan teknis pengembangan ICBM untuk tahap pemisahan, yang merupakan saat hulu ledak rudal memasuki kembali atmosfer dan pengendalian rudal itu dari jarak jauh, kata KCNA.

Tillerson memperingatkan bahwa setiap negara yang menyediakan lapangan kerja bagi warga Korut, memberikan bantuan ekonomi atau militer ke Pyongyang, atau gagal menerapkan sanksi PBB “adalah (negara) yang membantu dan bersekongkol dengan rezim yang berbahaya".

Baca: Merespon Korut, AS dan Korsel Balas Tembakkan Misil Balistik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com