"Perempuan dan anak perempuan diperkosa dan diculik, "kata Donatella Rovera, penasihat senior Amnesty.
Joanne Mariner, penasihat Amnesty lainnya, mengatakan, "Ini adalah tragedi yang mengerikan akibat perang ... di Sudan Selatan”.
Baca: Militer Sudan Selatan Memerkosa dan Bakar Anak Perempuan
Setahun yang lalu, Equatoria dapat melayani kebutuhan pangan bagi jutaan orang. Namun, tahun ini “telah berubah menjadi ladang pembunuhan berbahaya, yang telah memaksa hampir satu juta untuk melarikan diri demi keamanan mereka."
Setelah lebih dari setengah abad melakukan perjuangan, Sudan Selatan memperoleh kemerdekaan dari Sudan pada pertengahan 2011.
Perayaan yang menandai kelahiran negara terbaru di dunia itu sangat emosional, namun dua tahun kemudian, negara baru itu terjebak dalam konflik bersenjata antara presiden negara tersebut, Salva Kiir, dan wakil presiden, Riek Machar, memicu konflik baru.
Machar dipecat dan melakukan perlawanan. Kiir dari etnis Dinka dan Machar dari etnis Nuer – dua kelompok etnis yang dominan di Sudan Selatan itu telah bermusuhan selama lebih dari satu abad.
Machar, pemimpin oposisi, telah melarikan diri dari negara tersebut setelah kesepakatan damai gagal dicapai tahun lalu. Para tentara loyalisnya terus bertempur melawan pemerintah.
Baca: Kekerasan Senjata Kembali Melanda Sudan Selatan, 43 Orang Tewas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.