Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/07/2017, 11:16 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Korea Selatan dan Amerika Serikat merespon peluncuran misil balisktik antarbenua yang dilakukan Korea Utara pada Selasa (4/7/2017).

Respon kedua negara itu adalah ikut meluncurkan misil balistik jarak pendek kurang dari 24 jam setelah peluncuran misil Korea Utara.

"Kedua misil yang kami lepaskan tepat mengenai sasaran. Hal ini menunjukkan kemampuan persenjataan kami dalam menghantam markas lawan di saat darurat," kata panglima angkatan bersenjata Korea Selatan.

Sementara itu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan, provokasi serius Korea Utara membuat pihaknya harus bereaksi lebih dari sekadar sebuah pernyataan.

Baca: Korea Utara Kembali Luncurkan Misil Balistik

Komandan pasukan gabungan AS di Korea Selatan Jenderal ikut berkomentar terkait perkembangan terbaru ini.

"Menahan diri, yang merupakan pilihan, adalah yang memisahkan antara perang dan gencatan senjata," ujar Brooks.

"Dalam uji coba sekutu ini, terlihat bahwa kami mampu mengubah pilihan saat pimpinan kami memerintahkan," lanjut Brooks.

Korea Selatan dan Amerika Serikat memiliki perjanjian aliansi dan saat ini sebanyak 28.500 personel tentara AS berada di Korea Selatan.

Pernyataan kedua negara bersekutu ini agaknya dikeluarkan karena gerah dengan komentar Korea Utara yang mengatakan negeri itu membutuhkan senjata nuklir untuk mempertahankan diri dari ancaman invasi.

Misil balistik yang ditembakkan Korea Utara pada Selasa itu terbang hanya sejauh 900 kilometer tetapi ketinggiannya mencapai 2.800 kilometer.

Fakta ini memperlihatkan bahwa misil Hwasong-14 buatan Korea Utara itu mampu menjangkau sasaran yang berjarak cukup jauh.

Menteri Pertahanan Korea Selatan Han Min-koo menyebut misil itu memiliki daya jelajah 7.000-8.000 kilometer, cukup untuk menghantam Komando Pasifik AS yang berbasis di Hawaii.

Baca: Trump: Kesabaran Kami Menghadapi Korea Utara Sudah Habis

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com