Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Kapal Perang AS Tembak Pesawat Iran Air

Kompas.com - 03/07/2017, 16:27 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Wikipedia,BBC

Kejadian itu mengundang kontroversi dan kecaman. Pada pertengahan Juli 1988 Menlu Iran Ali Akbar Velayati meminta DK PBB mengecam aksi Amerika Serikat itu dan menyebutnya sebagai sebuah perbuatan kriminal.

George W Bush, saat itu wakil presiden dalam pemerintahan Ronald Reagan, membela keputusan USS Vincennes melepaskan tembakan.

Bush berargumen serangan itu dilepaskan di tengah suasan perang dan kru USS Vincennes sudah melakukan prosedur yang benar sebelum melepaskan tembakan.

Ahkirnya Dewan Keamanan PBB menerbitkan resolusi nomor 616 yang isinya amat meyesalkan serangan AS yang mengakibatkan tewasnya ratusan orang.

Menurut dokumen yang diserahkan ke Mahkamah Internasional oleh Iran, terdapat 290 orang dalam pesawat yang ditembak Amerika itu terdiri atas 274 penumpang dan 16 kru.

Dari 290 orang itu, 254 di antaranya adalah warga Iran, 10 warga Uni Emirat Arab, 10 orang asal India, enam dari Pakistan, enam orang Yugoslavia, dan seorang warga Italia.

Baca: Jepang Akan Kirim Kapal Perang Terbesarnya ke Laut China Selatan

Usai insiden itu, rakyat Iran semakin yakin bahwa Amerika Serikat memang berniat menyerang negara itu dan Amerika akan melibatkan diri dalam Perang Iran-Irak.

Pada Agustus 1988, sebulan setelah tragedi itu, pemerintah Iran menerbitkan perangko yang menggambarkan penembakan tersebut.

Pada Februari 1996, pemerintah Amerika Serikat sepakat membayarkan uang kompensasi sebesar 131,8 juta dolar agar Iran menghentikan kasus ini.

Sebanyak 61,8 juta dolar disalurkan untuk keluarga warga Iran yang tewas dalam penerbangan itu.

Tak diperoleh keterangan soal penggunaan sisa uang kompensasi yang dibayarkan pemerintah AS kepada Iran itu.

Pemeritah Amerika juga menyatakan menyesali insiden yang terjadi dan tewasnya ratusan orang. Namun, pemerintah AS tak pernah meminta maaf atau mengakui telah berbuat salah.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Sumber Wikipedia,BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com