Sebanyak 200 tentara Belanda bertugas di batalion Dutchbat III untuk melindungi daerah kantong Muslim di Srebrenica, Serbia Bosnia, ketika wilayah itu dikendalikan mantan Jenderal Ratko Mladic.
Baca: Keluarga Korban Pembantaian Srebrenica Gugat Pemerintah Belanda
Namun, ratusan orang yang sedang berlari ke markas tentara Belanda, untuk mencari perlindungan dari kejaran para pengikut Mladic, justru diusir sehingga mereka semua dibantai.
Sekitar 8.000 pria dewasa dan anak laki-laki Muslim terbunuh oleh tentara Serbia Bosnia di Srebrenica pada Juli 1995.
Peristiwa itu merupakan pembantaian masal terburuk di bumi Eropa sejak Perang Dunia II, yang juga disebut pembantaian atau genosida Srebrenica.
Keputusan di pengadilan banding Den Haag tersebut secara khusus berkaitan dengan 300 orang yang telah mencari keamanan di pangkalan yang dikuasai Belanda.
Pemerintah Belanda mengundurkan diri pada tahun 2002 setelah mengakui kegagalannya untuk melindungi para pengungsi.
Baca: Tersangka Pembantaian Srebrenica Ditangkap
Belanda berpendapat bahwa orang Serbia Bosnia, bukan tentara Belanda, bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Mladic telah diadili karena kasus genosida tersebut dengan putusan yang diharapkan akan ditentukan pada akhir tahun 2017 ini.
Pengadilan menolak permohonan banding dari keluarga para korban Srebrenica lainnya, yang berpendapat bahwa pemerintah Belanda harus bertanggung jawab atas perlindungan lebih dari ribuan Muslim yang berkumpul di luar pangkalan tersebut.
Munira Subasic, dari kelompok “Mothers of Srebrenica” mengatakan, "Ini adalah ketidakadilan yang luar biasa. Belanda harus bertanggung jawab atas para korban karena mereka seharusnya bisa menjaga semuanya menjadi aman di kompleks Dutchbat (batalion Belanda).”
Baca: Dalang Pembantai Muslim Bosnia Dituntut Hukuman Penjara Hidup
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.