MANILA, KOMPAS.com - Para pengungsi korban konflik bersenjata di Marawi yang rumahnya hancur akibat pertempuran, akan mendapatkan tenda khurus untuk sekeluarga.
Mereka tak akan menerima uang untuk tempat penampungan darurat.
Hal itu ditegaskan Menteri Kesejahteraan dan Pembangunan Sosial Filipina Judy Taguiwalo, Kamis (22/6/2017), seperti dilansir News ABS CBN.
"Ini bisa segera digunakan, daripada bantuan tempat penampungan darurat, karena anda harus menunggu validasi sebelum anda memilikinya," kata Taguiwalo dalam sebuah konferensi pers.
"Setiap tenda bisa menampung hingga delapan orang dan memiliki jendela untuk ventilasi," kata dia.
Taguiwalo mengatakan, pemerintah berusaha menyediakan satu tenda berukuran keluarga untuk masing-masing keluarga.
Tercatat, ada 69.434 keluarga yang dievakuasi dari Marawi.
Meskipun pengadaan untuk tempat penampungan sementara dimulai tiga minggu yang lalu, penerima harus tinggal lebih lama di pusat evakuasi atau menumpang di rumah keluarga mereka.
Sebab Departemen Sosial dan Kesejahteraan Filipina masih harus berurusan dengan birokrasi untuk pengadaan itu.
"Kami punya masalah dengan pengadaan, karena penawarannya gagal, tapi kami cepat melacaknya," kata Taguiwalo.
Pemerintah telah menyiapkan dana Rp 175 miliar untuk pengadaan tenda, serta paket makanan halal, peralatan kebersihan, dan barang-barang non-makanan lainnya.
Data pemerintah menunjukkan, jumlah pengungsi dari Marawi sebesar 200.000 orang. Namun Taguiwalo menghitung perkiraan masih ada 140.000 lagi yang mengalami nasib serupa.
Mereka adalah warga yang tinggal di desa-desa terpencil juga kehilangan tempat tinggal, setelah kelompok Maute mendatangkan malapetaka.
Baca: Menengok Sepak Terjang Maute Bersaudara di Filipina
aka di Kota Islam.