Laporan pemerintah juga menuding kelompok “teroris” tersebut melakukan pembantaian penduduk kampung dan pemimpin lokal yang hingga kini mencapai 34 orang tewas dan 22 orang diculik.
Namun, kelompok ARSA menolak semua tudingan pembunuhan warga sipil, dan mengatakan bahwa mereka sedang berjuang merebut hak-hak politik warga Rohingya yang tertindas.
Baca: China dan Rusia Halangi PBB untuk Selidiki Kekerasan atas Rohingya
Sekitar satu juta minoritas warga Rohingya tinggal di Rakhine, Myanmar barat. Mereka tidak memiliki akses kewarganegaraan, akses ke layanan dasar, dan tinggal dalam kondisi seperti apartheid.
Pemimpin de facto pemerintahan sipil Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang mengakhiri pemerintahan militer selama puluhan tahun terakhir, telah menghadapi kritik global karena tidak membela Rohingya. Ia juga tidak mengecam tindakan keras tentaranya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.