YANGON, KOMPAS.com – Pasukan keamanan Myanmar telah menembak mati tiga orang dalam penggerebekan ke kamp-kamp latihan “teroris” yang dijalankan militan Muslim Rohingya di Rakhine.
Media pemerintah Myanmar, Kamis (22/6/2017), melaporkan, petugas menyita banyak senjata, amunisi, dan mesiu di kamp-kamp militan yang terletak di Pegunungan Mayu, sebuah daerah terpencil di perbatasan barat laut, yang menjadi pusat minoritas Muslim Rohingya.
Lebih dari 70.000 warga Rohingya telah melarikan dari ke daerah di dekat perbatasan Banglades sejak Oktober 2016, dan bahkan ada yang telah menyeberang ke wilayah negara tetangga itu, demikian kantor berita Perancis, AFP.
Mereka mengungsi ketika pasukan keamanan Myanmar meluncurkan operasi besar untuk merespons serangan militan yang menewaskan sembilan polisi di sebuah pos perbatasan.
Baca: Myanmar: Tak Ada Pembersihan Etnis Rohingya
Warga yang Rohingya melarikan diri melaporkan bahwa pasukan keamanan telah membunuh bayi mereka, membakar hidup-hidup warga desa, dan perkosaan.
Pihak penyelidik dari PBB menyebutkan telah terjadi peningkatan kekerasan terhadap kemanusiaan di Rakhine oleh terduga aparat Myanmar, yang tentu saja disangkal oleh pemerintah setempat.
Myanmar menolak tudingan itu dan mengatakan bahwa tentara sedang melakukan operasi pembersihan yang legal untuk menghancurkan gerombolan pemberontakan Rohingya.
Pemerintah Myanmar juga menolak tim investigasi pencarian fakta dari PBB yang bermaksud mengunjungi wilayah konflik di negara bagian Rakhine.
Kamp-kamp latihan yang ditemukan pekan ini diduga dioperasikan oleh kelompok militan yang sama, yang melakukan serangan sehingga sembilan polisi tewas pada Oktober 2016.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.