Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternak di Afsel Pelihara Singa Jantan untuk Menjaga Rumah

Kompas.com - 18/06/2017, 07:31 WIB

Baca: Singa Sirkus Serang Pawangnya di Hadapan Ratusan Penonton

Lobengula lalu dipindahkan ke sebuah kandang seluas tiga hektar, tetapi saat Tobie menyadari ada ancaman terhadap keluarganya dia memutuskan untuk membuka pintu kandang itu di malam hari sehingga Lobengula bisa berkeliling menjaga kediamannya.

"Ini bukan langkah permanen. Kami hanya ingin Lobengula berada di kawasan yang aman bagi dia, inilah yang bisa kami lalukan untuknya sekarang," kata Tobie.

"Dia adalah hewan yang istiwewa dengan kepribadian yang sangat istimewa," tambah Tobie.

Tobie melanjutkan, dia dan istrinya memutuskan tak akan berjalan-jalan di luar rumah saat Lobengula tengah berjaga.

Tobie juga  memastikan selalu ada pagar pembatas antara mereka dan Lobengula.

"Dia belum lama ini memangsa seekor jerapah dewasa. Jika kami keluar saat dia berkeliaran, kemungkinan besar dia akan membunuh kami," kata Tobie.

"Satu-satunya perbedaan antara singa jinak dan singa liar adalah singa jinak sudah tak takut lagi melihat manusia," ujarnya.

Asosiasi Predator Afrika Selatan mengatakan, pihaknya tak merekomendasikan menggunakan singa sebagai penjaga keamanan.

Namun,sejauh semua persyaratan terkait cara memelihara singa terpenuhi maka keputusan itu sepenuhnya berada di tangan peternak.

Pada April lalu, seorang bocah 11 tahun diserang seekor "singa jinak" di sebuah peternakan di luar kota Elisras, Afrika Selatan.

Kristian Prinsloo, nama bocah itu, sempat diterbangkan ke rumah sakit tetapi meninggal dunia akibat luka-lukanya.

Baca: "Selfie" dengan Singa di Taman Safari, Atlet Kriket India Didenda

Sementara itu, para peternak dan petani kulit putih mengklaim belakangan mereka mendapat ancaman pembunuhan dari orang-orang tak dikenal yang berusaha mengusir mereka dari tanah yang sudah mereka garap.

Afriforum, organisasi komunitas warga berbahasa Afrikaans, mengatakan, terjadi 357 serangan terpisah sepanjang tahun lalu dan menewaskan 74 peternak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com