HONG KONG, KOMPAS.com - Seorang wanita asal Inggris yang dikenal dengan nama QT, melanjutkan perjuangannya untuk membela hak sebagai kaum lesbian di Hong Kong.
QT mengajukan banding pada Kamis (15/6/2017), dengan didampingi para pegiat hak-hak kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di kota itu.
Para aktivis LGBT kerap menyebut Hong Kong tertinggal dalam hal penghormatan atas persamaan hak.
Kasus yang membelit QT ini berawal ketika otoritas Hong Kong menolak pengajuan "spouse visa", karena QT menikah dengan sesama perempuan.
Masalah ini menjadi isu besar di Hong Kong, khususnya bagi dunia usaha.
Sejumlah perusahaan internasional, termasuk Morgan Stanley, Goldman Sachs, dan Credit Suisse minggu lalu mengajukan permohonan ke pengadilan terkait kasus semacam ini.
Perusahaan-perusahaan tersebut berhadap dapat memeroleh gambaran yang lengkap tentang kebijakan di negara tersebut.
Hal ini berkaitan dengan komitmen perusahaan dalam melestarikan keberagaman dan juga mempekerjakan orang-orang berprestasi dari seluruh dunia, yang mungkin bisa terlilit kasus yang sama.
Namun pengadilan menolak permintaan mereka, dengan mengatakan, bukti yang mereka ajukan kemungkinan hanya akan mengulangi alasan yang diajukan oleh tim hukum QT.
Pengacara hak asasi manusia Dinah Rose mengatakan, pernikahan gay memang tidak diakui berdasarkan Undang-undang di Hong Kong.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan