PM Singapura Dikecam Dua Saudara Kandungnya

SINGAPURA, KOMPAS.com - Dua adik kandung PM Singapura Lee Hsien Loong mengeluarkan kritik personal dan politik kepada sang pemimpin.

Lee Wei Ling dan Lee Hsien Yang mengatakan, mereka kehilangan kepercayaan terhadap sang kakak yang dianggap menyalahgunakan kekuasaan.

Lewat siaran pers yang diterbitkan pada Rabu (14/6/2017), mereka mengatakan sangat terganggu dengan karakter, perilaku, motivasi, dan kepemimpinan Lee Hsien Loong dan istrinya.

Baca: PM Singapura Menepis Tuduhan Adiknya Soal Penyalahgunaan Kekuasaan

Kritik kedua adik PM Lee tampaknya terfokus pada sengketa terkait masa depan kediaman keluarga, pengaruh ibu negara di pemerintahan, dan tudingan bahwa PM Lee berencana mengorbitkan putranya.

"Kami sangat sedih karena kami didorong menuju ke posisi ini. Kami sudah menyaksikan wajah saudara kami yang sangat berbeda, saudara yang sangat mengusik kami," ujar kedua adik PM Lee lewat siaran pers mereka.

Sejak kematian ayah mereka, mantan PM Lee Kuan Yew, dua tahun lalu, keduanya merasa PM Lee telah menyalahgunakan wewenang dan pengaruhnya di pemerintahan demi agenda pribadinya.

"Kami merasa sosok kakak kami hadir di mana-mana," ujar mereka.

Salah satu permasalahan yang diangkat adalah terkait kediaman Lee Kuan Yew di 38 Oxley Road.

Kedua adik PM Lee mengatakan, Lee Kuan Yew pernah berpesan agar rumah itu dihancurkan setelah dia meninggal dunia agar tak dijadikan sarana untuk pengkultusan terhadap dirinya.

"Kami yakin Hsien Loong dan istrinya berniat pindah ke rumah itu agar mewarisi reputasi Lee Kuan Yew bagi mereka dan anak-anak mereka," tambah keduanya.

Keduanya mengatakan, PM Lee menentang pesan Lee Kuan Yew dan berniat memindahkan keluarganya ke rumah itu segera setelah sang ayah wafat.

Sementara itu PM Lee Hsien Loong hanya mengatakan prihatin karena kedua saudaranya itu memublikasikan masalah pribadi keluarganya.

Baca: PM Singapura dan Presiden RI Resmikan Kawasan Industri Kendal

PM Lee membantah semua tudingan kedua saudaranya itu termasuk ambisi politiknya untuk mengorbitkan putranya.

"Perbedaan pendapat antara saudara seharusnya tetap menjadi masalah keluarga dan pernyataan ini justru merusak warisan ayah kami," ujar PM Lee.