NATO memutuskan, konflik hanya bisa diredakan dengan mengirimkan pasukan penjaga perdamaian untuk memaksa kedua pihak mencari solusi damai.
NATO meminta PBB untuk mengizinkan intervensi militer demi mengakhiri persekusi yang diderita warga Albania dari tentara Yugslavia serta polisi dan paramiliter Serbia.
Permintaan NATO ini ditentang dua anggota tetap Dewan Keamanan PBB, China dan Rusia. Meski tanpaotorisasi PBB, NATO tetap menyerang dengan menyebutnya sebagai intervensi kemanusiaan.
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: AS Kalahkan Jepang dalam "Battle of Midway"
Namun, pemerintah Yugoslavia menyebut NATO mengobarkan perang ilegal melawan sebuah negara berdaulat karena tak mendapat otorisasi PBB.
NATO kemudian menggunakan jet-jet tempurnya untuk menghancurkan infrastruktur militer Yugoslavia. Dan hanya dalam tiga hari NATO bisa menghancurkan hampir semua target militer Yugoslavia.
Meski demikian, AD Yugoslavia masih terus berfungsi dan melanjutkan serangan terhadap Tentara Pembebasan Kosovo (KLA) di wilayah utara dan barat daya negeri itu.
Dengan senjata-senjata canggihnya NATO menghantam sasaran berupa jembatan, fasilitas militer, fasilitas pemeritahan, dan industri di Belgrade dan Pristina.
NATO juga menyerang pembangkit listrik, tempat pengolahan air bersih, dan lembaga penyiaran publik Yugoslavia.
Yugoslavia tak tinggal diam meski angkatan udaranya hanya terdiri dari jet-jet MiG-29 yang buruk kondisinya mereka terlibat beberapa pertempuran udara dengan AU Amerika yang diperkuat jet-jet F-15 dna F-16.
Pada awal April 1999, konflik bersenjata ini mulai menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dan NATO mempertimbangkan untuk mengirimkan pasukan daratnya ke Kosovo.
Inggris, di bawah PM Tony Blair, mendukung pengiriman pasukan darat ke Kosovo, tetapi Presiden AS Bill Clinton ragu untuk mengerahkan pasukan daratnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.