Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Teror di London Semula Mau Sewa Truk Berbobot 7,5 Ton

Kompas.com - 10/06/2017, 18:30 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Tiga pelaku yang menewaskan delapan orang dalam serangan dengan kendaraan di London Bridge dan penikaman di Borough Market, London, semula hendak menyewa truk bertonase 7,5 ton.

Truk berbobot besar itu dimaksudkan untuk mendapatkan efek serangan yang lebih besar.

Demikian disampaikan komandan unit kontra-terorisme Metropolitan London, Dean Haydon, Jumat (9/6/2017), sebagaimana dirilis Reuters, Sabtu (10/6/2017).

Haydon juga mengungkapkan fakta lain dari tiga penyerang, yakni mereka menyimpang bom Molotov di bagian belakang van yang mereka tubrukkan ke para pejalan kaki itu di London Bridge.

Mereka mencabut maut warga London dengan menggunakan pisau keramik warna merah jambu (pink).  Petugas juga menemukan sebuah Al Quran.

Baca: Sejak Teror di London Bridge, Serangan Anti-Muslim Naik 5 Kali Lipat

Temuan tersebut, khususnya rencana menyewa truk, menunjukkan bahwa serangan teror itu bisa membunuh orang dalam jumlah yang lebih banyak.

"Dengan mengendalikan truk seberat 7,5 ton, efeknya bisa saja jauh lebih buruk," ujar Haydon kepada reporter.

Meskipun ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, Haydon menandaskan tak ada bukti ketiga pelaku   telah diarahkan oleh orang lain, baik dari Inggris maupun dari luar negeri.

Ketiga pelaku itu adalah Khuram Butt warga Inggris kelahiran Pakistan, Youssef Zaghba warga Italia dan Rachid Redouane yang punya kaitan ke Libya, Maroko dan Irlandia.

Sabtu pagi, akhir pekan lalu, sebelum serangan teror itu, Butt, yang adalah otak serangan, pernah berusaha menyewa sebuah truk seberat 7,5 ton, tetapi gagal karena dia tak sanggup membayar biasa sewanya. 

Baca: Timnas Arab Saudi Tolak Hening Cipta bagi Korban Teroris di London

Jika Butt jadi menyewa truk itu  mungkin akan terjadi serangan yang mirip dengan serangan truk di Nice, Perancis, pada Juli 2016, ketika sebuah truk seberat 19 ton ditabrakkan ke kerumunan manusia sehingga menewaskan 86 orang.

“Kami tidak melacak jaringan yang lebih luas," kata Haydon, sambil mengatakan, para perwira masih berusaha mengumpulkan bagaimana ketiga orang tersebut bertemu.

"Bagaimana mereka saling mengenal? Mereka adalah kelompok yang beragam," katanya.

Haydon memberikan rincian yang luar biasa luas tentang serangan Sabtu lalu, yang paling mematikan di London sejak pelaku bom bunuh diri membunuh 52 orang di jaringan transportasi kota tersebut pada tahun 2005.

Sesaat sebelum pukul 17.00 waktu setempat, Butt menerima sebuah pesan teks yang mengkonfirmasikan bahwa dia merekrut satu mobil van Renault.

Pada sekitar 17.30, orang-orang pergi untuk mengambil van sebelum menuju ke rumah Zaghba di London timur.

Baca: 130 Imam Masjid Tolak Salatkan Jenazah Pelaku Teror London

Pada jam 18.38, tiga pelaku berangkat dan dua jam van tersebut sampai di Jembatan London yang mereka lewati dua kali sebelum menargetkan pejalan kaki di trotoar pada putaran ketiga.

Tiga orang di jembatan dipukul dan dibunuh dengan cara menabrakkan van.

Mereka diyakini dikomando oleh Butt, sebelum ketiganya meninggalkan kendaraan dan menyerang orang-orang di bar dan restoran di Pasar Borough.

Orang-orang itu dipersenjatai dengan pisau keramik merah muda 12 inci yang identik (30cm), diikatkan ke pergelangan tangan dengan kulit.

Mereka juga memakai sabuk bunuh diri palsu – botol air plastik terbungkus lakban.

Ketiga pelaku teror ini masing-masing membawa sebilah pisau keramik warna pink sepanjang 30 cm yang gagangnya sudah dibungkus kulit.

Mereka juga mengenakan rompi bom bunuh diri palsu yang diisi botol air minum plastik yang diikat selotip.

Baca: Berapa Banyak Korban Serangan Teror di London?

Delapan menit setelah polisi menerima tanda bahaya, polisi-polisi bersenjata tiba di lokasi kejadian dan menembak pelaku sampai mati semua.

Di dalam van ditemukan 13 botol minuman keras yang sudah difungsikan sebagai bom Molotov dan dua pemicu bom buatan sendiri yang sepertinya akan digunakan untuk serangan kedua. 

"Ada kemungkinan mereka akan kembali ke van itu (setelah menyerang orang-orang)," kata Haydon.

Juga ditemukan kursi, koper dan dua tas yang diyakini Haydon sebagai pemberat bobot kendaraan atau untuk menutupi alasan sebenarnya mereka melakukan kegiatan teror dari keluarga dan teman mereka.

Menurut Haydon, di rumah Hedouane, sebuah apartemen di Barking, London timur, ketiganya merancang dan mempersiapkan serangan teror itu.

Baca: Teror di London, 6 Korban Tewas dan 3 Teroris Ditembak Mati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com