Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kabur Bersama Keluarganya, Anak-anak Ditembak Mati oleh ISIS

Kompas.com - 08/06/2017, 20:16 WIB

MOSUL, KOMPAS.com – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menerima laporan bahwa 321 orang warga sipil di Mosul, Irak, telah dibunuh oleh militan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Menurut BBC News, Kamis (8/6/2017), pembantaian terjadi saat warga hendak menyelamatkan diri dari zona pertempuran Mosul dalam dua pekan terkahir.

Sedikitnya 204 orang diyakini ditembak mati oleh gerombolan penjahat ISIS selama pertempuran melawan pasukan Irak di distrik Shifa antara Kamis (1/6/2017) hingga Sabtu (3/6/2017).

PBB mengatakan, pihaknya mencatat sebuah “eskalasi yang signitikan” dalam pembunuhan atau pembantaian seperti itu.

Baca: PBB: ISIS Bunuh 163 Warga Mosul yang Hendak Meninggalkan Kota

Juga dilaporkan, antara 50- 80 orang warga sipil dalam serangan udara di wilayah Zanjili pada 31 Mei lalu.

Pasukan pro-pemerintah Irak melancarkan serangan besar-besaran untuk merebut kembali Mosul dari genggaman ISIS sejak Oktober 2016, yang  didukung oleh koalisi mulitasional pimpinan AS.

Mereka hendak mengambil kendali secara penuh atas separuh dari Mosul timur pada Januari dan mulai melakukan pembantaian di bagian barat pada bulan berikutnya, November.

Sekarang dikepung di bagian-bagian yang dikendalikan IS dari Kota Tua dan beberapa distrik utara yang berdekatan, bersama dengan sekitar 100.000 warga sipil.

Kurang dari 1.000 militan saat ini terkepung di bagian-bagian yang dikendalikan ISIS di Kota Tua Mosul dan beberapa distrik tetangga di bagian utara kota, bersama dengan 100.000 warga sipil.

Baca: Melihat Sepak Terjang "Sniper" Pembasmi Teroris ISIS di Mosul

Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB mengatakan bahwa mereka telah mendokumentasikan bahwa ISIS  "menggunakan warga sipil sebagai tameng hidup dan membantai mereka yang berusaha melarikan diri" sejak dimulainya operasi tersebut.

Namun, laporan baru-baru ini mengindikasikan terjadinya "eskalasi yang signifikan dalam pembunuhan semacam itu".

Pada 26 Mei, militan ISIS mengeksekusi warga sipil yang berusaha melarikan diri dari Shifa. Setidaknya 27 orang tewas, termasuk 14 wanita dan lima anak.

Di luar itu, 163 orang warga sipil lainnya ditembak mati di samping sebuah pabrik Pepsi di distrik yang sama Kamis (1/6/2017). Mayat mereka ditinggalkan begitu saja di jalanan selama berhari-hari.

Pada Sabtu (3/6/2017), ISIS membantai 41 orang warga sipil saat mereka berusaha melarikan diri dari Shifa ke arah lokasi pasukan keamanan Irak.

Baca: ISIS Bunuh Ratusan Warga Mosul, Mayat Digantung di Tiang Listrik

Hari itu, wartawan kantor berita Reuters melihat mayat puluhan warga sipil terbentang di sepanjang jalan yang menuju Zanjili.

"Anak-anak ditembak saat mereka berusaha kabur dengan keluarga mereka. Tak ada hukuman yang setimpal untuk tindakan keji seperti itu," kata Komisaris Tinggi HAM PBB, Zeid Ra'ad al-Hussein.

 "Saya meminta pihak berwenang di Irak untuk memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas kengerian ini harus diseret ke pengadilan sesuai hukum dan standar HAM internasional. Korban kejahatan mengerikan tersebut tidak boleh dilupakan," ujar Hussein.

 PBB mengatakan setidaknya 2.174 orang warga sipil telah terbunuh dan 1.516 orang lain terluka atau cacat di Provinsi Nineveh sejak awal serangan Mosul hampir delapan bulan silam.

Lebih dari 800.000 orang – sekitar sepertiga dari populasi Mosul sebelum perang – telah mengungsi pada periode yang sama, termasuk 633.000 orang dari arah barat kota.

Baca: 100.000 Anak Terjebak Perang di Mosul, 700.000 Orang Melarikan Diri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com