Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Pelaku Serangan London Merasa Malu Berduka untuk Putranya

Kompas.com - 08/06/2017, 11:05 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Ibu kandung salah seorang pelaku penyerangan di London Brigde mengatakan, dia merasa malu berduka untuk putranya yang tewas usai melakukan serangan.

Valeria Khadija Collina, yang kini tinggal di kota Bologna, mengatakan, Youssef Zaghba, putranya, meneleponnya pada Kamis pekan lalu.

Belakangan baru Valeria sadar bahwa telepon itu merupakan ucapan perpisahan dari putranya.

Baca: Sejak Teror di London Bridge, Serangan Anti-Muslim Naik 5 Kali Lipat

"Meskipun dia tak mengatakan secara khusus soal hal itu, saya bisa merasakan dari nada suaranya," kata Valeria kepada harian L'Espresso.

Kami bercanda soal dia yang akan menyambut saya di London. Saya sebenarnya akan ke London dalam 10 hari untuk merayakan hari-hari terakhir Ramadhan," tambah Valeria.

Namun ketika perempuan itu menghubungi putranya sehari kemudian, Youssef tak menjawab.

Tak lama kemudian ayah Youssef yang tinggal di Maroko mengatakan, dia tak bisa menghubungi putranya.

Pada Selasa (6/6/2017) pagi, anggota kepolisian anti-teror Italia mengetuk pintu kediaman Valeria dan menyampaikan kabar buruk.

Polisi mengatakan, Youssef bersama dua rekannya lainnya tewas ditembak polisi saat melakukan aksi teror di Borough Market, London.

Valeria mengatakan, begitu mendengar kabar itu yang terlintas di kepalanya adalah para korban putranya.

"Saya bisa memahaminya dari tragedi pribadi yang saya alami," kata Valeria.

"Namun, saya tak berani membandingkan kesedihan saya dengan mereka. Saya malu mengatakan bahwa saya juga seorang ibu, saya juga menderita," ujar Valeria.

Bahkan, Valeria mendukung keputusan ratusan tokoh Islam di London yang tak mau menshalatkan para pelaku penyerangan.

Youssef Zaghba adalah warga negara Italia yang sejak 2015 tinggal di London tetapi kerap pulang ke kampung halamannya.

Muncul dugaan Youssef sedang terbelit masalah keuangan saat bekerja di sebuah restoran di London.

Sebuah akun penggalangan dana di internet dibuka atas nama Youssef yang mengatakan butuh uang 200 poundsterling untuk membeli sepasang sepatu baru.

Namun hingga akun penggalangan dana itu ditutup pada 26 Januari lalu, tak seorang pun yang mendonasikan uangnya.

"Saya sangat membutuhan sepatu itu, percayalah," demikian isi pesan di akun penggalangan dana itu lengkap dengan Youssef yang mengenakan sepatu usang.

Pada Maret tahun lalu Youssef ditangkap di bandara internasional Bologna karena mencoba pergi ke Suriah lewat Turki.

Aparat Italia yang menemukan Youssef memiliki materi propaganda ISIS mengatakan, dia sudah dimasukkan ke dalam daftar pengawasan dan informasi itu sudah dibagi dengan aparat keamanan Inggris.

Kembali ke Valeria Collina, perempuan itu yakin Youssef menjadi radikal setelah tinggal di Inggris.

Dia bahkan sudah mulai khawatir sejak Youssef memperlihatkan sejumlah video tentang Suriah.

Baca: 12 Orang Ditangkap Terkait Aksi Teror di London Bridge

"Dia berpikir Suriah adalah tempat dia bisa tinggal sesuai dengan ajaran Islam yang murni," ujar Valeria.

"Dia mengatakan, semua yang ada di Suriah adalah mimpinya selama ini. Namun, saya selalu kataan ada banyak hal mengerikan di sana yang tak mereka perlihatkan kepada dia," lanjut Valeria.

"Sayangnya, saya tak bisa mengubah pikirannya. Saat anak-anak berbuat kesalahan, orangtua pasti ikut merasa bersalah," kata Valeria.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com