Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Besar Korban Ditembak di Kepala, Apa yang Terjadi di Orlando?

Kompas.com - 06/06/2017, 07:19 WIB

ORLANDO, KOMPAS.com - Seorang pria yang dipecat dari sebuah pabrik di Florida pada bulan April, Senin (5/6/2017), dengan menggunakan pistol semi otomatis, membunuh lima orang.

Setelah itu mengakhiri hidupnya sendiri, ketika mendengar suara sirene mobil aparat penegak hukum yang sudah mendekat. 

Sheriff Orange County Jerry Demings mengidentifikasi penembak tersebut sebagai John Robert Neumann Jr.

Baca: Seorang Lelaki di Florida Bunuh 5 Orang Pakai Pistol, Lalu Bunuh Diri

Dia adalah seorang veteran Angkatan Darat berusia 45 tahun yang tinggal sendiri.

Demings pun menegaskan, serangan tersebut diduga kuat tidak termasuk dalam aksi dari organisasi subversif maupun aksi terorisme. 

Dia mengatakan, penembakan dimulai setelah Neumann menyelinap melalui pintu belakang ke pabrik Fiamma Inc. yang luas.

Area di lokasi itu lebih besar dari dua lipat dari lapangan sepak bola. Di tempat itu dibuat produk atap kanvas (awning) dijahit untuk kendaraan rekreasi. 

"Pengalaman saya mengatakan, orang ini membuat pemikiran yang disengaja untuk melakukan apa yang dia lakukan hari ini. Dia memiliki rencana tindakan," kata Demings.

Namun Demings tak menjelaskan alasan mengapa lelaki itu dipecat dari pekerjaannya.

Dia menyebutkan, pria bersenjata itu diketahui memiliki hubungan negatif dengan setidaknya salah satu korban.

"Dia tentu saja memilih individu yang dia tembak," kata Demings, seraya menambahkan bahwa sebagian besar korban ditembak di kepala.

Dia pun menyebut beberapa korban ditembak beberapa kali.

Petugas penegak hukum negara bagian dan federal berkumpul di taman industri di Orlando sesaat setelah pukul 8.00 waktu setempat. 

"Saat itu, seorang wanita berlari keluar dan menelepon 911 dari sebuah lokasi bisnis genteng di seberang jalan," kata Yamaris Gomez, pemilik toko itu.

"Yang dia terus katakan adalah seseorang sedang memegang pistol dan menyuruhnya keluar," kata Gomez.

"Wanita itu dipekerjakan setelah Neumann dipecat pada bulan April, jadi mungkin dia tidak mengenalinya, dan tahu bahwa dia bukan mantan rekan kerja," kata Demings.

Dalam upaya mencari motif penyerangan, aparat keamanan mengepung sebuah trailer di Maitland, tempat Neumann tinggal sendirian.

Rumah mobil itu berada di sebuah jalan yang sibuk di samping rumah duka, tempat parkir mobil bekas, dan bisnis pengawetan anjing.

Demings mengatakan, penyidik juga melihat melalui media sosial untuk mendapatkan petunjuk.

"Neumann dipecat dengan hormat dari kemiliteran pada tahun 1999 dan tidak memiliki izin senjata tersembunyi," kata Sherif tersebut.

Arnie Boyd, yang tinggal di taman trailer yang sama, mengatakan, Neumann tidak terlalu berinteraksi dengan orang sekitar.

"Sekali-sekali, dia akan mengendarai sepedanya dan hanya itu," kata Boyd.

"Kami hanya berbicara sesekali," sambungnya.

Para korban yang tewas dalam serangan ini, diidentifikasi sebagai Robert Snyder (69), Brenda Montanez-Crespo (44), Kevin Clark (53), Jeffrey Roberts (57), dan Kevin Lawson (46).

Pihak berwenang telah berhadapan dengan Neumann sebelumnya di pabrik tersebut, saat dia dituduh memukuli seorang rekan kerja pada bulan Juni 2014.

Namun, tidak ada tuntutan diajukan setelah kedua pria tersebut diwawancarai. Korban pemukulan itu pun tak menjadi korban dalam serangan ini. 

Neumann memiliki catatan kejahatan ringan selama rentang 20 tahun, tanpa aksi kekerasan.

Sebagian besar pelanggaran lalu lintas seperti, -mengemudi di bawah pengaruh alkohol, mengemudi dengan lisensi yang ditangguhkan, dan memberi nama palsu pada deputi.

Fiamma adalah salah satu produsen awning terbesar untuk van kemping, motor, dan kendaraan sport.

Shelley Adams mengatakan bahwa adiknya, Sheila McIntyre, memanggilnya dari kamar mandi perusahaan saat terjadi penembakan tersebut.

Dia terus berujar, "Bos saya sudah tewas. Bos saya sudah tewas".

Petugas kepolisian, kata Demings, tiba beberapa saat setelah menerima laporan. Aparat dari Biro Penyelidik Federal (FBI) pun terjun ke lokasi.

Meskipun ada lima korban yang tewas, namun tujuh korban lain dapat diselamatkan berkat kerja cepat aparat.

Klaim itu disampaikan Agen Khusus Danny Banks dari Departemen Penegakan Hukum Florida.

Pihak berwenang tidak memiliki laporan tentang ancaman spesifik yang dilakukan pria bersenjata itu kepada orang-orang di perusahaan tersebut, atau pun kepada orang lain.

"Jika orang melihat sesuatu yang tampaknya tidak normal, mereka perlu mengatakan sesuatu," kata Wali Kota Orange County Teresa Jacobs.

Statistik terbaru menunjukkan bahwa penembakan di tempat kerja penah terjadi di AS.

Data Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan kenaikan dua persen antara tahun 2014 dan 2015 menjadi 417 kasus. Penembakan fatal meningkat lebih tajam, sebesar 15 persen.

Senator Bill Nelson meminta lebih banyak tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan mental.

Dia mencatat, Senin depan merupakan satu tahun aksi penembakan terburuk dalam sejarah AS modern. Saat itu terjadi aksi membabi-buta di sebuah klub malam gay di Orlando.

Serangan di klub Pulse menewaskan 49 orang dan melukai puluhan lainnya.

Baca: Kenang Peristiwa Orlando, Warga Antre Berjam-jam demi Tato Gratis One Pulse

"Kota Orlando, yang masih penyembuhan dari pembantaian Pulse, telah melihat terlalu banyak kekerasan tahun lalu," kata Senator dari Partai Demokrat itu dalam sebuah pernyataan yang dikutip AP.

Gubernur setempat dari Partai Republik Rick Scott meminta semua warga Floridia untuk mendoakan keluarga yang terkena dampak tindakan kekerasan, yang dia sebut tidak masuk akal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com