Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Besar Korban Ditembak di Kepala, Apa yang Terjadi di Orlando?

Kompas.com - 06/06/2017, 07:19 WIB

Shelley Adams mengatakan bahwa adiknya, Sheila McIntyre, memanggilnya dari kamar mandi perusahaan saat terjadi penembakan tersebut.

Dia terus berujar, "Bos saya sudah tewas. Bos saya sudah tewas".

Petugas kepolisian, kata Demings, tiba beberapa saat setelah menerima laporan. Aparat dari Biro Penyelidik Federal (FBI) pun terjun ke lokasi.

Meskipun ada lima korban yang tewas, namun tujuh korban lain dapat diselamatkan berkat kerja cepat aparat.

Klaim itu disampaikan Agen Khusus Danny Banks dari Departemen Penegakan Hukum Florida.

Pihak berwenang tidak memiliki laporan tentang ancaman spesifik yang dilakukan pria bersenjata itu kepada orang-orang di perusahaan tersebut, atau pun kepada orang lain.

"Jika orang melihat sesuatu yang tampaknya tidak normal, mereka perlu mengatakan sesuatu," kata Wali Kota Orange County Teresa Jacobs.

Statistik terbaru menunjukkan bahwa penembakan di tempat kerja penah terjadi di AS.

Data Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan kenaikan dua persen antara tahun 2014 dan 2015 menjadi 417 kasus. Penembakan fatal meningkat lebih tajam, sebesar 15 persen.

Senator Bill Nelson meminta lebih banyak tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan mental.

Dia mencatat, Senin depan merupakan satu tahun aksi penembakan terburuk dalam sejarah AS modern. Saat itu terjadi aksi membabi-buta di sebuah klub malam gay di Orlando.

Serangan di klub Pulse menewaskan 49 orang dan melukai puluhan lainnya.

Baca: Kenang Peristiwa Orlando, Warga Antre Berjam-jam demi Tato Gratis One Pulse

"Kota Orlando, yang masih penyembuhan dari pembantaian Pulse, telah melihat terlalu banyak kekerasan tahun lalu," kata Senator dari Partai Demokrat itu dalam sebuah pernyataan yang dikutip AP.

Gubernur setempat dari Partai Republik Rick Scott meminta semua warga Floridia untuk mendoakan keluarga yang terkena dampak tindakan kekerasan, yang dia sebut tidak masuk akal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com