Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulang Kampung, Aktivis Perempuan Yazidi Tak Tahan Menangan Tangis

Kompas.com - 03/06/2017, 11:31 WIB

BAGHDAD, KOMPAS.com - Nadia Murad, perempuan Yazidi yang menceritakan kengerian yang dihadapi warga minoritas ini saat ISIS menguasai sebagian wilayah Irak, pulang ke kampung halamannya.

Dan, di kali pertamanya mengunjungi tempat kelahirannya sejak 2014 itu, Nadia tak kuasa menahan emosi dan tangisnya.

Baca: Nadia Murad, Wanita Korban Teroris ISIS Siapkan Sebuah Buku

Nadia (24), menangis dalam pelukan kakak laki-lakinya, anggota milisi Pasukan Mobilisasi Rakyat (PMF) yang berhasil membebaskan desa Kojo dari tangan ISIS awal pekan ini.

Di desa itu, Nadia juga mengunjungi rumah lamanya, mengumpulkan pakaian milik ibunya yang tewas dibunuh ISIS karena dianggap terlalu tua untuk dijadikan budak.

"Saya sudah menunggu hari ini selama hampir tiga tahun," kata Nadia kepada fotografer Reuters yang ikut bersama pasukan PMF.

Nadia yang kini dikenal sebagai aktivis itu ditangkap pasukan ISIS saat kelompok tersebut menduduki Irak dan Suriah tiga tahun lalu.

Dia kemudian dijual sebagai budak sebelum dibawa ke kota Mosul di mana dia mengalami pelecehan seksual dan penyiksaan fisik selama beberapa bulan sebelum bisa melarikan diri.

Nadia mendapatkan perhatian internasional setelah memberika kesaksian di PBB pada 2015. Di sana dia menceritakan nasib desa-desa Yazidi, pembantaian 600 pria termasuk enam saudara laki-lakinya.

"Kami harap kami juga dibunuh ketimbang dijual sebagai budak dan diperkosa orang-orang Suriah, Irak, Tunisia, dan Eropa," ujar Nadia.

Sejak berhasil melarikan diri, Nadia menjadi penasihat etnis Yazidi dan para pengungsi serta aktivis hak-hak perempuan.

Pada 2016, dia dan rekannya sesama perempuan Yazidi, Lamiya Aji Bashar menerima penghargaan Sakharov untuk kebebasan berpikir.

PBB yakin, kejahatan yang dilakukan terhadap etnis minoritas Yazidi di Irak termasuk dalam katagori genosida.

Baca: Dua Perempuan Yazidi Resmi Terima Hadiah Sakharov

Nadia kini tengah melobi pemerintah Irak dan PBB untuk menggelar investigasi dan dokumentasi resmi terkait ribuan kuburan tanpa identitas yang berserak di kawasan itu.

Di sisi lain, kota basis ISIS terkuat di Irak, Mosul sudah hampir jatuh ke tangan pasukan koalisi Irak.

ISIS juga sudah terusir dari sebagian besar wilayah Sinjar, provinsi yang banyak dihuni etnis Yazidi.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com