LUCKNOW, KOMPAS.com - Sebuah pengadilan di India, Selasa (30/5/2017), menjerat seorang menteri dan dua politisi senior partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa dengan dakwaan konspirasi menghancurkan sebuah masjid pada 1992.
Ketiga politisi itu dituduh menjadi pemicu kekerasan sektarian setelah menghancurkan Masjid Babri yang dibangun pada abad ke-16 di kota Ayodhya.
Baca: 3 Politisi Senior India Akan Diadili Terkait Kasus Penghancuran Masjid
Menteri Pengairan Uma Bharti bersama Lal Krishna Advani dan MM Joshi, adalah sebagian dari 12 terdakwa yang dihadirkan ke pengadilan di Lucknow, Uttar Pradesh.
"Pengadilan menambahkan dakwaan konspirasi kriminal kepada mereka. Dan kini mereka akan disidangkan bersama-sama," ujar jaksa RK Yadav.
Ketiga politisi senior itu membantah keterlibatan mereka dalam menghancurkan masjid bersejarah itu, tetapi pengadilan menegaskan terlalu banyak bukti yang tak bisa diabaikan.
Meski didakwa melakukan konspirasi kriminal, ketiga politisi senior itu tak ditahan setelah membayar uang jaminan.
Sebelum hakim menjeratkan dakwaan itu, Uma Bharti mengatakan dia tak menganggap dirinya sebagai seorang kriminal dan tak melihat adanya konspirasi apapun dalam insiden penghancuran masjid itu.
"Itu merupakan sebuah gerakan terbuka, tak ada konspirasi," ujar Bharti.
Sebelumnya, pengadilan rendah menolak berkas dakwaan yang diajukan biro investigasi India, tetapi bulan lalu Mahkamah Agung memutuskan para politisi itu harus diadili.
Penghancuran masjid di Ayodhya, Uttar Pradesh itu memicu kekerasan sektarian antara umat Hindu dan Muslim India yang mengakibatkan ribuan orang tewas.
Baca: Pemimpin Militan Perusak Masjid Kuno Timbuktu Dipenjara 9 Tahun
Umat Hindu India meyakini tempat masjid itu berdiri dulunya adalah sebuah kuil yang didirikan di tempat kelahiran Dewa Rama.
Sejumlah pemimpin BJP, termasuk Bharti, menginginkan sebuah kuil dibangun di atas puing-puing masjid tua itu, sebuah rencana yang meresahkan umat Muslim Uttar Pradesh.