MANCHESTER, KOMPAS.com - Salman Abedi, pembom dalam serangan bom bunuh diri di Manchester meninggalkan flatnya dalam keadaan penuh bau bahan kimia dan mencoret-coret stiker anak-anak di dinding-dinding.
Hal itu diungkapkan seorang teman dari pemilik hak sewa apartemen yang dihuni Salman Abedi
Ternyata jendela itu tak pernah dibuka sejak dua bulan, katanya lagi, seperti dilaporkan BBC, Sabtu (27/5/2017)
Rincian-rincian terbaru mengungkapkan pula bahwa Salman Abedi menggunakan flat di Manchester itu hingga sekitar enam pekan sebelum serangan bunuh diri.
Baca: Salman Abedi Telpon Adiknya di Libya 15 Menit Sebelum Bom Manchester
Ia mengungkapkan bahwa pemilik hak sewa flat itu, Aimen Elwafi, larut dalam tangis saat mendapati kabar dari pemberitaan bahwa Abedi adalah pelaku serangan usai konser penyanyi AS, Ariana Grande tersebut.
Disebutkannya, Aimen Elwafi memutuskan bahwa dia harus memberi tahu polisi, meski telah melanggar persyaratan sewa bahwa ia tak boleh menyewakan ulang flat yang disewanya.
Mohammed El-Hudarey, teman Aimen Elwafi, mengatakan kepada BBC bahwa Abedi datang setelah membaca sebuah iklan tiga setengah bulan yang lalu.
Dia mencari sewaan untuk dua bulan di sebuah apartemen di sebuah blok menara di pinggiran kota Blackle.
Mengaku mahasiswa
Saat itu Abedi mengaku sebagai mahasiswa yang pada malam hari bekerja sebagai sopir pengantar jasa pengiriman.
Baca: Pelaku Bom Bunuh Diri di Manchester, Lahir dan Besar di Kota Itu
Pada suatu hari, sekitar satu setengah bulan yang lalu, Elwafi menerima telepon saat larut malam dari Abedi, yang mengatakan bahwa dia akan pindah karena dia 'terbang ke luar negeri.'
Ketika Elwafi tiba di flat itu sejam kemudian, Abedi sudah tidak ada lagi, kata temannya.
Di flat itu ditemukan kotak dari potongan bahan seperti tirai, batang logam di bak mandi, bau kimia, listrik dimatikan dan alarm asap mati, kata El-Hudarey.
"Kami sama sekali tidak mengetahui bahwa dia adalah seorang teroris atau pembuat bom. Kami menyangka dia pasti pengedar narkoba atau sudah melakukan praktik sihir."
Abedi menggunakan bolpoin untuk mencorat-coret stiker anak-anak di dinding flat.
Stiker yang dilarang Islam
Baca: Salman Abedi, Pelaku Bom Bunuh Diri di Manchester, Siapa Dia
El-Hudarey mengatakan bahwa Abedi sepertinya menganggap stiker-stiker itu dilarang oleh Islam.
Disebutkannya, saat itu ada baju-baju tidur untuk lebih dari satu orang di flat itu. Dan memang saat dilakukannya perjanjian sewa, ada seorang pria muda yang bersama Abedi.
Setelah pemboman tersebut, El-Hudarey mengenali nama Salman Abedi dalam liputan berita.
Ia segera memberi tahu temannya, yang lalu memeriksa gambar-gambar yang dimuat media dan menyadari apa yang telah terjadi.
"Dia terguncang dan merasa geram. Sangat marah. Air mata keluar dari matanya."
Dia langsung memanggil polisi.
Sejauh ini seorang pria berusia 38 tahun telah ditangkap dan masih dalam tahanan.
Baca: Teror di Manchester, ISIS: Kami Membunuh Anak-Anak Kalian
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.