Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte: Darurat Militer untuk Selamatkan Republik Filipina

Kompas.com - 24/05/2017, 10:08 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina, Rabu (23/5/2017) memperingatkan bahwa darurat militer yang diterapkannya di Mindanao akan sangat keras dan mirip kediktatoran.

Duterte mengumumkan peneraman darurat militer di Mindanao, kawasan dengan 20 juta penduduk, setelah pada Selasa (22/5/2017) kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan ISIS menyerang kota Marawi.

Baca: Presiden Duterte Tetapkan Darurat Militer di Pulau Mindanao

Akibatnya baku tembak pecah dengan tentara yang mengakibatkan tiga personel militer tewas dan sejumlah bangunan dibakar termasuk satu gereja Katolik.

"Saudara-saudaraku bangsa Filipina, jangan takut," kata Duterte di sela-sela kunjungan ke Moskwa yang diakhiri lebih cepat demi menangani krisis ini.

Duterte kepada rakyat Filipina mengatakan, dia akan bersikap sangat keras terhadap terorisme yang mengancam Mindanao.

Dia bahkan menyamakan darurat militer yang diterapkannya dengan kondisi serupa di zaman Presiden Ferdinand Marcos yang kemudian memicu aksi massa yang menggulingkannya.

"Ini tak berbeda seperti yang pernah diterapkan Presiden Marcos," ujar Duterte sambil mengingatkan bahwa dalam kampanye dia berjanji untuk bersikap keras terhadap para teroris.

"Apa yang saya katakan kepada semua orang, jangan paksa saya berbuat ini. Saya harus menjaga kelangsungan Republik Filipina dan keselamatan rakyatnya," tambah dia.

Dia menambahkan, jangka waktu pemberlakuan darurat militer di Mindanao bisa mencapai satu tahun.

Namun, kelompok pengkritik Duterte khawatir status darurat militer ini akan digunakan sebagai pembenaran untuk menerapkan pemerintahan otoriter.

Baca: Kelompok Bersenjata Mirip ISIS Serang Sebuah Kota di Filipina

Politikus oposisi sekaligus ketua Partai Liberal Senator Francis Pangilinan khawatir, pemberlakukan darurat militer bisa berujung pada kekerasan militer dan pembunuhan ekstrajudisial seperti di masa pemerintahan Marcos.

"Pengalaman pahit saat hidup di bawah darurat militer di masa kediktatoran Marcos seharusnya menjadi pengingat bahwa sebagai warga negara kita harus tetap waspada," ujar Pangilinan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com