Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6,6 Juta Imigran Menunggu Kesempatan Menyeberang ke Eropa

Kompas.com - 24/05/2017, 07:35 WIB

BERLIN, KOMPAS.com - Eropa pada musim panas ini berpotensi menghadapi gelombang imigran baru. Demikian peringatan dari sebuah laporan pemerintah Jerman yang bocor ke media.

Rincian laporan yang diperoleh harian terbitan Jerman, Bild, menyebut, sebanyak 6,6 juta orang menunggu di berbagai negara di sekitar Laut Tengah untuk menyeberang ke Eropa.

Dari jumlah itu terdapat 2,5 juta orang di Afrika Utara kini tengah menanti kesempatan untuk melakukan perjalanan berbahaya menuju Eropa.

Baca: Polandia dan Hongaria Tolak Terima Imigran Kuota Uni Eropa

Pemerintahan kanselir Angela Merkel belum mengomentari laporan tersebut, yang menurut Bild berstatus rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan internal pemerintah.

Muncul kekhawatiran jumlah imigran akan meningkat signifikan ketika cuaca musim panas lebih bersahabat untuk melakukan perjalanan laut.

Jumlah imigran yang menggunakan perahu untuk mencapai Eropa meningkat sejak rute darat lewat negara-negara Balkan ditutup sejak tahun lalu.

Para imigran dan pengungsi yang menanti di Afrika Utara itu termasuk warga Suriah dan Irak selain para pengungsi ekonomi dari Afrika, Timur Tengah, dan Asia.

Laporan tersebut juga memperingatkan jumlah imigran yang menanti untuk menyeberang ke Eropa bertambah 650.000 orang sejak akhir Januari, sebuah peningkatan sebanyak 12 persen.

Laporan itu melanjutkan, sebanyak 1 juta orang berada di Libia, di mana para penyelundup manusia menggunakan perahu-perahu kecil yang seringkali tak layak untuk membawa imigran ke daratan Eropa.

Sebanyak satu juta orang lainnya berada di Mesir, 430.000 orang di Aljazair, 160.000 orang di Tunisia, dan 50.000 orang di Maroko.

Sisanya menunggu di negara-negara transit di sepanjang rute pengungsian ini, dengan sedikitnya 720.000 orang berada di Jordania.

Jumlah ini masih ditambah dengan 3,3 juta yang menunggu di Turki, yang sebagian besar dari mereka dilarang masuk ke Eropa di bawah kesepakatan Uni Eropa dan pemerintah Turki.

Kabarnya, pemerintahan Angela Merkel akan menggunakan skema seperti yang diterapkan dengan Turki untuk dipraktikkan dengan negeri-negeri Afrika Utara.

Apalagi membatasi jumlah imigran yang masuk ke Eropa, khususnya Jerman, akan menjadi salah satu tema kampanye Merkel pada September mendatang.

Baca: 300-an Imigran Afrika Berusaha Jebol Perbatasan Spanyol-Maroko

Salah satu rencana pemerintahan Merkel adalah mengembalikan pengungsi yang ditolong saat kapal mereka tenggelam ke negeri awal keberangkatan.

Saat ini, berbagai jajak pendapat mengunggulkan Merkel memenangkan pemilu, jika dia meninggalkan kebijakan "pintu terbuka" yang diterapkannya selama ini.

Namun, kekacauan apapun yang ditimbulkan gelombang imigran dari Afrika dan Timur Tengah seperti pada 2015, bakal membuat peluang Merkel memenangkan pemilu berkurang.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com