Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tujuh Negara Eropa yang Jadi Sasaran Teror Sejak 2015

Kompas.com - 23/05/2017, 18:51 WIB

PARIS, KOMPAS.com – Aksi pengeboman mematikan di arena konser musik pop di kota Manchester, Inggris, yang menewaskan 22 orang, adalah serangan terbaru yang menarget kota-kota di Eropa.

Semuanya diklaim oleh kelompok Islam radikal, terutama lagi jaringan teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), kelompok yang sedang berperang melawan pemerintah Irak dan Suriah.

Polisi Inggris menyatakan yakin bahwa serangan pada Senin (22/5/2017) malam atau Selasa (23/5/2017) pagi, tepat artis penyanyi Amerika Serikat (AS) Ariana Grande mengakhiri penampilannya, dilakukan oleh pelaku tunggal.

Baca: Teror di Manchester: Apa yang Sudah Kita Ketahui Sejauh Ini

Sejauh ini belum ada pihak yang secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, para simpatisan ISIS di Raqqa, Suriah, dilaporkan "merayakan" serangan mematikan di Manchester itu.

Setidaknya, perayaan itu mereka lakukan secara daring (online), dengan menulis pesan yang disebar melalui jejaring internet.

Fakta ini diungkapkan oleh sebuah kelompok intelijen SITE, yang berkedudukan di AS, seperti dikutip Associated Press, Selasa (23/5/2017).

"Semoga mereka merasakan apa yang dialami orang-orang lemah di Mosul dan Raqqa, yang kerap diserang dan dibom," demikian kalimat yang dikutip SITE.

Baca: Jumlah Korban Ledakan di Manchester Kian Bertambah, 22 Tewas

Kantor berita Perancis, Agence France Presse (AFP) menurunkan laporan tentang beberapa serangan besar di Eropa, sebelum serangan mematikan di Manchester.

Belgia

Pada 22 Maret 2016, bom bunuh diri yang diklaim oleh ISIS menewaskan 32 orang dan melukai 230 lainnya di Bandara Zaventem dan stasiun metro Maelbeek, Brussels, Belgia. Dua lokasi itu dekat dengan markas besar Uni Eropa.

Serangan tersebut dilakukan oleh sel ISIS yang juga bertanggung jawab atas pembantaian mematikan di Paris, Perancis pada November 2015.

Baca: Simpatisan Teroris ISIS di Suriah "Rayakan" Serangan di Manchester

Inggris

Lima orang meninggal pada 22 Maret 2017, tepat setahun setelah serangan di Brussel, ketika seorang pria menabrakkan mobilnya ke pejalan kaki di Jembatan Westminster, London, Inggris dan kemudian menusuk seorang polisi di luar gedung parlemen.

Penyerang itu ditembak mati oleh polisi.

Denmark

Pada 14 Februari 2015, seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke sebuah pusat kebudayaan di Kopenhagen, Denmark, yang sedang menggelar pertemuan tentang Islam dan kebebasan berbicara.

Baca: Ariana Grande: Saya Sangat Berduka

Seorang pembuat film terbunuh. Beberapa jam kemudian seorang pria lain ditembak mati di sinagoga utama di kota itu. Polisi kemudian membunuh pria bersenjata tersebut, yang diketahui telah bersumpah setia kepada ISIS.

Perancis

Perancis adalah negara di Eropa yang paling sering dilanda serangan maut kelompok teroris. Serangan di kota-kota di Perancis telah menewaskan sedikitnya 238 orang.

Pada 7 Januari 2015, dua saudara yang telah bersumpah setia kepada Al Qaeda menembak mati 12 orang di kantor redaksi majalah satire Charlie Hebdo di Paris.

Baca: Suara Ledakan Terdengar dari Sebuah Mal di Manchester

Keesokan harinya, 8 Januari 2015, seorang pria yang terhubung dengan kelompok ISIS menembak dan membunuh seorang polisi wanita di pinggiran kota Paris.

Pria itu menyandera seorang warga di sebuah supermarket Yahudi di luar kota Paris, 9 Januari, dan membunuh empat orang lainnya.

Ketiga orang bersenjata kitu kemudian ditembak mati oleh polisi.

Pada 13 November 2015, Perancis kembali mengalami serangan teror terburuk. Pelaku teror di tujuh tempat di Paris membunuh 130 orang.

Serangan itu baik berupa bom bunuh diri dan penembakan, yang antara lain terjadi di gedung konser Bataclan, beberapa bar dan restoran di Paris, dan di stadion Stade de France. Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab.

Baca: Korban Tewas akibat Serangan Nice Menjadi 86 Orang

Pada 14 Juli 2016, tepat pada hari libur nasional, seorang pria menabrakkan truk ke kerumunan massa warga di Nice, kota di tepi laut Mediterania, sehingga 86 orang teas.

Pelaku penabrakan itu pun ditembak mati oleh polisi. Kelompok  ISIS mengklaim bertanggung jawab.

Jerman

Pada 19 Desember 2016, seorang pria membajak sebuah truk dan menyandera pembeli di sebuah pasar Natal di Berlin, menewaskan 12 orang.

Penyerang itu ditembak mati oleh polisi di Milan empat hari kemudian. Lagi-lagi, kelompok ISIS mengklaim sebagai otak dari serangan itu.

Rusia

Pada 3 April 2017, lima orang teas saat sebuah bom menghancurkan sebuah kereta bawah tanah di Saint Petersburg, kota terbesar kedua setelah Moskwa.

Baca: Sebuah Minibus Terjang Sekelompok Warga di Kota Stockholm

Sebuah kelompok yang diduga memiliki hubungan dengan Al Qaeda mengklaim serangan tersebut. Serangan dilakukan oleh seorang pengebom bunuh diri yang lahir di Kirgistan.

Swedia

Pada 7 April 2017, pengendara truk menabrak pembeli di luar sebuah pusat perbelanjaan (department store) yang sedang padat pengunjung Stockholm tengah, Swedia, menewaskan lima orang termasuk seorang gadis berusia 11 tahun.

Polisi mengatakan, serangan itu dilakukan oleh seorang tersangka warga Uzbekistan yang ditolak izin tinggalnya pada 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com