Lima orang meninggal pada 22 Maret 2017, tepat setahun setelah serangan di Brussel, ketika seorang pria menabrakkan mobilnya ke pejalan kaki di Jembatan Westminster, London, Inggris dan kemudian menusuk seorang polisi di luar gedung parlemen.
Penyerang itu ditembak mati oleh polisi.
Denmark
Pada 14 Februari 2015, seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke sebuah pusat kebudayaan di Kopenhagen, Denmark, yang sedang menggelar pertemuan tentang Islam dan kebebasan berbicara.
Baca: Ariana Grande: Saya Sangat Berduka
Seorang pembuat film terbunuh. Beberapa jam kemudian seorang pria lain ditembak mati di sinagoga utama di kota itu. Polisi kemudian membunuh pria bersenjata tersebut, yang diketahui telah bersumpah setia kepada ISIS.
Perancis
Perancis adalah negara di Eropa yang paling sering dilanda serangan maut kelompok teroris. Serangan di kota-kota di Perancis telah menewaskan sedikitnya 238 orang.
Pada 7 Januari 2015, dua saudara yang telah bersumpah setia kepada Al Qaeda menembak mati 12 orang di kantor redaksi majalah satire Charlie Hebdo di Paris.
Baca: Suara Ledakan Terdengar dari Sebuah Mal di Manchester
Keesokan harinya, 8 Januari 2015, seorang pria yang terhubung dengan kelompok ISIS menembak dan membunuh seorang polisi wanita di pinggiran kota Paris.
Pria itu menyandera seorang warga di sebuah supermarket Yahudi di luar kota Paris, 9 Januari, dan membunuh empat orang lainnya.
Ketiga orang bersenjata kitu kemudian ditembak mati oleh polisi.
Pada 13 November 2015, Perancis kembali mengalami serangan teror terburuk. Pelaku teror di tujuh tempat di Paris membunuh 130 orang.
Serangan itu baik berupa bom bunuh diri dan penembakan, yang antara lain terjadi di gedung konser Bataclan, beberapa bar dan restoran di Paris, dan di stadion Stade de France. Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab.