Kesepakatan di Kairo inilah yang membuka jalan bagi kedua negara untuk melakukan unifikasi.
Namun, pada Februari dan Maret kedua negara kembali terlibat konflik bersenjata. Tentara Yaman Selatan bahkan sudah melintasi perbatasan dan bergerak maju hingga ke kota Taizz sebelum akhirnya mundur.
Pada akhir 1980-an ditemukan minyak bumi di kawasan perbatasan kedua negara yaitu Ma'rib (Yaman Utara) dan Shabwah (Yaman Selatan).
Hal ini membawa berkah karena kedua negara sama-sama ingin mengeksplorasi sumber daya alam itu demi kemakmuran rakyat mereka.
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Aliansi Militer Pakta Warsawa Resmi Berdiri
Pada Mei 1988, kedua pemerintah mencapai kesepahaman untuk mengurangi ketegangan termasuk sepakat untuk memperbarui diskusi soal unifikasi.
Selain itu kedua negara juga sepakat membentuk eksplorasi bersama di kawasan yang kemudian dinamakan area investasi bersama oleh Hunt Oil Company dan Exxon.
Kedua perusahaan itu kemudian mendirikan Perusahaan Investasi Mineral dan Sumber Minyak Yaman (YCIMOR).
Pada November 1989, Presiden Ali Abdullah Saleh dari Yaman Utara dan Ali Salim al-Beidh dari Yaman Selatan sepakat menerima rancangan konstitusi negara Yaman bersatu yang sudah dirancang sejak 1981.
Beberapa isi rancangan konstitusi itu adalah demiliterisasi perbatasan, satu kartu pengenal nasional, dan menetapkan Sanaa menjadi ibu kota.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.