Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Republiken Mulai Angkat Bicara soal Rencana Pemakzulan Trump

Kompas.com - 18/05/2017, 11:15 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kubu Partai Republik, Amerika Serikat, mulai angkat bicara tentang kemungkinan untuk memakzulkan Presiden Donald Trump.

Langkah kaum Rebupliken itu muncul setelah ada laporan bahwa Trump meminta James Comey, ketika masih menjabat Direktur FBI, untuk menghentikan penyelidikan atas kaitan mantan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Michael Flynn dengan Rusia.

Anggota Kongres dari Republik, Justin Amash, mengatakan kepada The Hill pada Rabu (17/5/2017) bahwa jika ada laporan tentang tekanan Trump terhadap Comey, maka layak untuk melakukan impeachment kepada Trump.

Baca: AS Heboh Lagi, Memo Comey Ungkap Trump Minta FBI Tutup Kasus Rusia

Dalam sebuah wawancara dengan CNN, perwakilan Partai Republik Carlos Curbelo menyamakan langkah Trump – yang diduga menekan Comey untuk membatalkan penyelidikan atas Flynn – dengan  tindakan menghalangi-halangi proses hukum (obstruction of justice).

Tindakan seperti itu, yang menghalang-halangi proses hukum adalah sebuah tindakan kriminal, pernah mendorong pemakzulan terhadap dua mantan Presiden AS, Richard Nixon dan Bill Clinton.

"Obstruction of Justice  dalam kasus Nixon,  dan dalam kasus Clinton di akhir tahun 1990-an, telah dilihat sebagai pelanggaran yang bisa membawa pemakzulan," kata Curbelo.

Baca: Kongres Bereaksi Keras atas Memo Intervensi Trump kepada FBI

Kedua anggota Kongres AS tersebut telah mengkritik Trump dan mengaku tidak memilih Trump dalam Pilpres AS 2016.

Fakta bahwa kaum Republiken sekarang mulai mewacanakan impeachment terhadap Trump itu adalah sebuah dampak dari skandal terbaru Trump.

AFP PHOTO Para pendemo berkumpul di depan Gedung Putih, Washington, Rabu (10/5/2017) memprotes pemecatan Direktur FBi James Comey oleh Presiden AS Donald Trump.
Menurut New York Times, Comey telah menulis dalam sebuah memonya bahwa Trump berkata kepadanya, "Saya harap Anda bisa melihat dengan jelas dengan membiarkan Flynn melenggang."

Keberadaan memo tersebut, yang dilaporkan ditulis Comey sendiri, menunjukkan bahwa Trump telah berusaha untuk mempengaruhi penyelidikan terhadap bawahannya, sekutunya, dan Rusia.

Baca: Trump Terancam Digugat Partainya Sendiri, Partai Republik

Sebenarnya FBI di bawah Comey sedang melakukan penyelidikan mengenai kemungkinan adanya kolusi antara Rusia dan tim kampanye Trump, serta penyelidikan terpisah terhadap Flynn.

Flynn mengundurkan diri pada Februari lalu setelah diketahui bahwa dia telah memberikan keterangan yang menyesatkan Wakil Presiden Mike Pence dan pejabat tinggi Gedung Putih lainnya mengenai percakapannya dengan Duta Besar Rusia untuk AS, Sergey Kislyak.

Pensiunan jenderal bintang tiga tersebut dituduh telah mendiskusikan strategi sanksi AS dengan Dubes Rusia Sergey Kislyak, sebelum menjadi penasihat presiden.

Flynn, yang juga pernah menjadi kepala dinas intelijen militer ini, menegaskan dia merasa bangga berkesempatan melayani negara dalam jabatannya saat ini.

Baca: Belum Sebulan Menjabat, Penasihat Keamanan Presiden AS Mundur

The Times melaporkan, Comey menulis memo tersebut tentang percakapannya dengan Trump segera setelah pertemuan mereka, yang berlangsung sehari setelah Flynn mengundurkan diri.

Gedung Putih berpendapat, memo tersebut tidak secara akurat menjelaskan tentang percakapan Trump dan Comey.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com