JALALABAD, KOMPAS.com – Sekelompok militan menyatroni sebuah stasiun televisi dan radio nasional di Jalalabad, kota di Afghanistan timur, Rabu (1705/2017).
Beberapa pejabat dan saksai mata mengatakan, akibat serangan itu terjadi baku tembak yang lama. Para pekerja media terjebak di dalam gedung stasiun.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di Provinsi Nangarhar itu.
Nangarhar merupakan sarang ekstremis kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), dan tempat militer AS menjatuhkan bom besar bulan lalu.
"Tiga pria bersenjata memasuki gedung RTA (Radio Televisi Afghanistan) pagi ini," kata juru bicara pemerintah Afganistan, Attaullah Khogyani, kepada kantor berita Perancis, AFP.
Menurut Khogyani, dua penyerang tewas dan satu masih melakukan perlawanan. Nyawanya juga terancam.
Seorang fotografer RTA mengatakan dia melarikan diri dari gedung ketika terdengar bunyi tembakan. Beberapa koleganya masih terjebak di dalam.
Pemberontak ISIS masih aktif di Nangarhar, yang berikotakan Jalalabad.
Amerika Serikat pernah menjatuhkan bom non-nuklir terbesar yang dijuluki "ibu dari semua bom" di Nangarhar, menewaskan puluhan militan ISIS, April lalu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.