Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Terancam Digugat Partainya Sendiri, Partai Republik

Kompas.com - 17/05/2017, 14:30 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Untuk kedua kali dalam sepekan, Presiden AS Donald Trump kembali menyampaikan pernyataan yang berbeda dari bawahan-bawahannya di Gedung Putih.

Para bawahannya itu sedang kepayahan meredam kemarahan akibat pembocoran rahasia negara oleh yang diduga dilakukan Trump kepada dua diplomat senior Rusia di Gedung Putih, pekan lalu. 

Menurut CNBC News, Rabu (17/5/2017), kasus yang satu ini bisa membuat Trump kehilangan dukungan dari partainya sendiri, Partai Republik.

Simpang siur Trump dengan Gedung Putih itu terjadi menyusul laporan Senin lalu bahwa sang presiden telah membocorkan informasi rahasia kepada para pejabat Rusia yang kemudian dibantah oleh penasihat keamanan nasional HR McMaster.

Baca: AS Heboh Lagi, Memo Comey Ungkap Trump Minta FBI Tutup Kasus Rusia

"Kabar yang muncul malam ini sebagaimana telah dilaporkan adalah tidak benar," kata dia kepada wartawan. "Saya (saat itu) ada di Ruang Oval. Tidak terjadi pembocoran."

Pada Selasa (16/5/2017) pagi waktu AS, Trump malah mengeluarkan penyataan di Twitter yang berseberangan dengan bantahan McMaster, bahwa dia memang berbagi informasi dengan Rusia.

"Sebagai presiden, saya ingin berbagi dengan Rusia (lewat pertemuan terjadwal yang terbuka di Gedung Putih) di mana saya punya hak mutlak menyikapi fakta yang berkaitan dengan terorisme dan keselamatan penerbangan maskapai," demikian kicauan Trump.

"Alasan kemanusiaan, ditambah keinginan saya agar Rusia untuk semakin meningkatkan perang melawan ISIS (Negara Islam di Irak dan Suriah, Red) dan terorisme."

Baca: Israel Disebut Sumber Rahasia yang Dibocorkan Trump kepada Rusia

Reaksi para politisi Republik terhadap kabar pembocoran rahasia negara ini sendiri beragam, namun umumnya mencoba bersikap hati-hati.

"Membocorkan sumber (intelijen) adalah hal yang tak boleh Anda lakukan. Untuk itulah kita menyimpan rapat informasi yang kita dapatkan dari sumber-sumber intelijen," kata KetuaKomisi Hubungan Luar Negeri Senat Bob Corker, Republiken daerah pemilihan Tennessee.

AFP Presiden AS Donald Trump (tengah) berkelakar dengan Menlu Rusia, Sergei Lavrov (kiri), dan Duta Besar Rusia untuk AS, Sergei Kislyak.
Sedangkan Ketua Mayoritas Senat, Mitch McConnell dari Republik daerah pemilihan Kentucky, berkata, "Saya kira kita bekerja dengan tidak banyak drama dari Gedung Putih pada banyak hal sehingga kita bisa bokus kepada agenda kita."

Beberapa politisi Republik lainnya berusaha menjaga jarak dari masalah ini dengan berkilah mereka sedang menantikan jawaban atas rahasia intelijen apa yang sebenarnya diberikan Trump kepada Rusia itu.

Baca: Trump 'Bocorkan Informasi Rahasia' dengan Rusia

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com