Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibantu Wali Kota Amsterdam, Warga RI Gelar "Aksi Ahok" di Museumplein

Kompas.com - 15/05/2017, 09:34 WIB

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Dengan berpakaian serba hitam, tak kurang dari 3.500-an warga Indonesia memadati areal di Museumplein, Amsterdam, pada Sabtu malam (13/5/2017).

Museumplein atau Museum Square adalah sebuah area terbuka luas yang ditempati oleh beberapa museum dan bangunan penting di Amsterdam.

Ada museum Van Gogh, Steidelijk, dan Rijkmuseum di sana. Patung-patung cantik bertebaran di taman, menjadikan tempat ini sebagai salah satu lokasi favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Amsterdam.

Semula, aksi damai warga Indonesia di Amsterdam akan digelar di Dam-Rak, dengan menyalakan lilin.

Namun, Wali Kota Amsterdam Eberhard Van der Laan yang menaruh perhatian terhadap aksi ini memberikan tempat yang lebih luas di Museumplein.

Dia menilai, Dam-Rak, yang adalah alun-alun di tengah kota, terlalu kecil untuk menampung banyaknya peserta aksi.

Di Belanda, aksi dilakukan di empat kota, yakni Amsterdam, Groningen, Den Haag, dan Utrecht.

Warga Indonesia di Amsterdam berkumpul bersamaan dengan gelombang aksi serempak yang berlangsung di belasan kota di dunia, untuk mendukung Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama.

Basuki alias Ahok dijatuhi vonis dua tahun penjara untuk kasus penistaan agama.

"Kalau murni kasus hukum Ahok pasti bebas," ungkap Densi Bura, warga Indonesia yang menetap di Haarlem, dan ambil bagian dalam aksi di Amsterdam ini.

Menurut Densi, panitia penyelenggara meminta semua peserta yang hadir mengenakan pakaian serba hitam.

"Ini sebagai simbol berkabung atas matinya keadilan dalam vonis penjara Ahok. Tidak adil, karena diboncengi politik," ungkap seorang peserta aksi yang tergabung dalam Jaringan Ahok-Djarot Internasional.

Peta Indonesia yang dibawa dalam acara ini pun menggunakan latar belakang berwarna hitam. Warna itu pun dipilih demi menyampaikan pesan duka yang sama.

Baca: Bebas, Bebaskan Ahok, Bebaskan Ahok Sekarang Juga...

Sejak vonis penjara dijatuhkan terhadap Ahok, Belanda memang menjadi salah satu negara di dunia yang menaruh perhatian besar terhadap kasus tersebut.

Majelis Rendah (Tweede Kamer) Belanda bahkan berseru kepada Menteri Luar Negeri, Bert Koenders, agar mengajukan permohonan kepada Indonesia untuk membebaskan Ahok.

Desakan Majelis Rendah itu diberitakan harian terbesar Belanda, De Telegraaf, edisi Rabu (10/5/2017), setelah sebelumnya memberitakan tentang vonis penjara dua tahun untuk Ahok.

Baca: Majelis Rendah Belanda Minta Koenders Bantu Ahok, Bawa ke Uni Eropa

Selanjutnya, Parlemen Belanda menyatakan, hukuman terhadap Ahok merupakan bentuk serangan langsung terhadap kebebasan.

Joël Voordewind, anggota Parlemen dari Partai Christian Union, mengatakan, mayoritas anggota DPR Belanda sepakat atas usulan untuk mengajukan keprihatinan kepada Bert Koenders.

Parlemen berharap Pemerintah Belanda mau membahas dan mengangkat kasus ini ke Uni Eropa (UE) dan Pemerintah Indonesia.

Baca: Parlemen Belanda Angkat Upaya Pembebasan Ahok

Aksi damai dengan menyalakan lilin dan doa bersama berlangsung sejak Sabtu (13/5/2017) dan Minggu (14/5/2017) waktu setempat, di belasan negara.

Di Amerika Serikat, aksi solidaritas berlangsung setidaknya di 10 kota, antara lain Los Angeles, Washington DC, San Francisco, Seattle, Chicago, dan New York.

Aksi solidaritas dengan menyalakan lilin juga akan dilakukan di Sydney, Australia, pada Minggu (14/5/2017) pukul 16.00 waktu setempat.

Sementara di Taipe aksi digelar di stasiun utama metro Taipe pada Minggu (14/5/2017) pukul 18.00 waktu setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com