Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Paus Yohanes Paulus II Ditembak

Kompas.com - 13/05/2017, 19:00 WIB

Di sisi lain, cepatnya proses persidangan memicu dugaan adanya upaya untuk menutupi sebuah konspirasi.

Pemerintah Italia ternyata memiliki kecurigaannya sendiri dan tak mau mengungkapnya di sebuah pengadilan terbuka.

Pemerintah Italia diam-diam melakukan investigasi untuk mencari kaitan antara Ali Agca dan dinas intelijen Bulgaria yang memiliki kaitan dengan KGB.

Motif di belakang upaya pembunuhan Paus Yohanes Paulus II yang diduga didalangi Uni Soviet ini harus dilihat dalam konteks Perang Dingin.

Paus Yohanes Paulus II adalah tokoh kelahiran Polandia dan secara terbuka mendukung gerakan demokrasi di negeri kelahirannya itu.

Kunjunganya ke Polandia pada 1979 meresahkan Kremlin yang melihat cengekeramannya di Eropa Timur mulai terganggu.

Meski latar belakang pasti tentang konspirasi ini tak pernah diungkap hingga hari ini, Ali Agca dikabarkan pernah bertemu dengan mata-mata Bulgaria Zhelio Vassilev, Todor Aivazov, dan Bekir Celenk, seorang mafia Turki, di Roma.

Mereka bertemu Ali Agca untuk membahas pembunuhan pemimpin serikat pekerja Polandia, Lech Walesa.

Namun, rencana itu diabaikan setelah Ali Agca menerima bayaran 1,25 juta dolar AS untuk membunuh Paus Yohanes Paulus II.

Setelah sembuh dari lukanya dan mengetahui Ali Agca dipenjara, Paus Yohanes Paulus II meminta umat Katolik mendoakan pria Turki itu.

"Saya sudah memaafkan saudara saya itu," kata Paus Yohanes Paulus II.

Pada 1983, Paus Yohanes Paulus II dan Mehmet Ali Agca bertemu dan berbicara berdua di LP Rebibbia, Roma.

Selain itu, Paus Yohanes Paulus II juga bertemu ibu Ali Agca pada 1987 dan kakakya, Muezzin Agca, satu dekade kemudian.

Meski pernah mencoba membunuh Paus Yohanes Paulus II, tetapi belakangan hubungan Ali Agca dan orang yang hendak dibunuhnya itu semakin erat.

Bahkan pada 2005, di saat Paus Yohanes Paulus II terbaring sakit, Ali Agca mengirimkan surat dan mendoakan Paus agar cepat sembuh.

Pada 2008, Ali Agca pernah meminta untuk mendapatkan status kewarganegaraan Polandia dan ingin menghabiskan hidupya di negeri itu.

Pada 27 Desember 2014, Ali Agca mengunjungi makam Paus Yohanes Paulus II dan meletakkan karangan bunga.

Dia juga mengajukan permohonan untuk menemui Paus Fransiskus, tetapi permintaan itu ditolak Vatikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com