Bagi para penculik, para siswi ibaratnya jaminan hidup, karena tidak ada yang mau menyerang markas teroris, kalau siswi Chibok juga bisa ikut tewas. Itu juga diakui pemerintah serta militer.
Di lain pihak, ketenaran mereka juga jadi kutukan, sedikitnya bagi 21 siswi yang dibebaskan tahun lalu lewat aksi serupa.
Baca: Seorang Gadis Chibok Korban Penculikan Ditemukan Hamil
Mereka tidak boleh pulang ke desanya, karena pemerintah khawatir, teroris akan menculik mereka kembali.
Jadi bagaimana seterusnya? Apakah perundingan, yang rupanya berjalan, bisa digunakan untuk mengakhiri teror sepenuhnya?
Tampaknya militer sudah melakukan segalanya yang bisa mereka lakukan.
Boko Haram sudah terdesak tapi masih bisa melancarkan serangan terarah, dan menyebabkan seluruh kawasan tidak aman.
Sekarang yang juga penting adalah menangani penyebab teror.
Salah satunya, kemiskinan di kawasan timur laut yang sangat mencekik, bahkan untuk standar Nigeria.
Dalam hal ini, masyarakat internasional juga bisa menolong, misalnya dengan mendukung aparat pemerintah yang jujur, yang jumlahnya hanya sedikit, untuk memerangi kemiskinan terutama untuk membangun kembali sektor pendidikan yang amburadul.
Baca: Boko Haram Bantai Puluhan "Istri" karena Takut Dinikahi "Orang Kafir
Tekanan politik juga penting. Presiden Buhari berjanji, di bawah pimpinannya aparat keamanan akan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Kemajuan ada, namun langkah brutal terhadap minoritas Syiah akhir 2015, yang sampai sekarang belum ditindak lanjuti oleh pemerintah, hanya salah satu contoh, bahwa pemerintahan di bawah Masalah korupsi, di mana Buhari benar-benar memberikan perhatian, juga tetap sama.
Laporan korupsi dana untuk menolong korban Boko Haram menunjukkan jalan menuju sukses masih panjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.