Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pasukan Khusus Israel Akhiri Pembajakan Sabena

Kompas.com - 09/05/2017, 18:31 WIB

KOMPAS.com - Pada 9 Mei 1972 sebanyak 12 anggota pasukan khusus Israel yang menyamar sebagai staf teknis bandara menyerbut sebuah pesawat milik maskapai penerbangan Sabena yang disandera di bandara Lod, Tel Aviv.

Operasi militer itu sukses membebaskan 90 warga Israel yang disandera. Selain itu dua pembajak tewas dan dua lainnya ditangkap.

Enam di antara para penumpang terluka dalam baku tembak yang mengakhiri drama pembajakan selama 23 jam itu.

Pada 8 Mei 1972, maskapai penerbangan Belgia, Sabena dengan nomor 571 itu terbang dari Vienna menuju ke Tel Aviv, Israel.

Sekitar 20 menit meninggalkan Viena, pesawat yang diterbangkan kapten pilot Reginald Levy itu dibajak empat anggota organisasi ekstrem Palestina, Black September.

Mengikuti perintah pembajak, kapten Levy akhirnya mendaratkan pesawat itu di bandara Lod, kini dikenal dengan nama bandara internasional Ben Gurion.

Setelah menguasai pesawat, para pembajak memisahkan penumpang berkebangsaan Israel dengan penumpang lainnya. Para pembajak lalu menempatan warga Israel di bagian belakang pesawat Boeing 707 itu.

Setelah mendarat di bandara Lod, para pembajak menuntut pemeirntah Israel membebaskan 315 warga Palestina yang dituduh sebagai teroris dan dipenjara di negeri Yahudi itu.

Jika permintaan tak dipenuhi, para pembajak mengancam akan meledakkan pesawat itu beserta isinya.

Kapten Levy ternyata sempat mengirimkan kode darurat rahasia kepada pemerintah Israel untuk meminta bantuan.

Akhirnya, Menhan Israel Moshe Dayan dan menteri transportasi Shimon Peres menggelar negosiasi dengan pembajak sambil mempersiapkan operasi penyelamatan yang diberi nama sandi "Operasi Isotope".

Sementara di kokpit, untuk mengulur waktu, Kapten Levy mengajak para pembajak "ngobrol" dan membicarakan banyak hal mulai dari navigasi hingga seks.

Pada 9 Mei 1972, pada pukul 16.00 operasi militer dimulai oleh 12 anggota pasukan komando Sayeret Matkal yang dipimpin Ehud Barak dan Benyamin Netanyahu, keduanya nantinya menjadi perdana menteri Israel.

Pasukan komando yang menyamar menggunakan pakaian teknisi itu meyakinkan para pembajak bahwa sistem hidrolik pesawat rusak dan butuh perbaikan.

Setelah para pembajak percaya dengan bualan itu, pasukan komando tersebut melakukan penyerbuan.

Hanya dalam dua menit, pasukan khusus itu membebaskan 90 warga Israel yang disandera dan menewaskan dua pembajak.

Dua pembajak lainnya, yang kebetulan adalah perempuan yaitu Theresa Halsa dan Rima Tannous ditangkap pasukan Israel.

Tiga penumpang terluka dan salah satunya Miriam Anderson (22) meninggal dunia di rumah sakit akibat luka-lukanya.

"Para tentara membuka keempat pintu pesawat secara bersamaan. Tiba-tiba para pembajak melepaskan tembakan membabi buta," kata Mor Weiss, seorng penumpang asal Brooklyn, New York.

"Tentara balas menembak dan saya melihat salah seorang pembajak tumbang setelah peluru menembus dahinya. Beberapa detik kemudian pembajak kedua juga tewas," kata Mor.

Pembajakan itu direncanakan oleh Ali Hassan Salameh yang dilaksanakan dua pembajak pria Ali Taha Abu Snina, Abed al-Aziz Atash serta dua perempuan Rima Tannous dan Theresa Halsa.

Theresa Halsa dan Rima Tannous akhirnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Keduanya dbebaskan pada November 1983 dalam sebuah pertukaran tahanan usai Perang Lebanon 1982.

Kapten Levy yang berulang tahun ke-50 saat pembajakan terjadi pensiun dari pekerjaannya pada 1982. Dia meninggal dunia pada 2010 akibat serangan jantung.

Pesawat Boeing 707 yang dibajak itu tetap digunakan Sabena selama lima tahun lagi sebelum dibeli Israel dan digunakan sebagai pesawat mata-mata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Wikipedia,BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com