Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macron atau Le Pen, Keduanya Bisa Bebani Jerman

Kompas.com - 05/05/2017, 18:12 WIB

Semua ingin Macron menang, kecuali partai ekstrem kanan AfD.

Baca: Akibat Pemilu Perancis, Wall Street Tutup Saham Sementara

Claire Demesmay, pakar hubungan Perancis-Jerman pada jaringan dan tangki pemikir Deutschen Gesellschaft für Auswärtige Politik, berpendapat yang penting bagi pemerintah Jerman adalah kenyataan bahwa pandangan Macron tentang politik Eropa sangat dekat dengan pandangan Jerman.

"Juga dalam masalah besar internasional, seperti soal Rusia, Suriah dan perdagangan bebas, persamaannya banyak."

Almut Möller dari European Council of Foreign Relations bahkan mengungkap, "Pandangan Berlin demikian, Macron adalah satu-satunya pria yang bisa membantu kita untuk menjaga keutuhan UE."

Tapi dukungan Jerman bagi Macron jadi peluru bagi Le Pen. Dalam debat televisi terakhir, Le Pen menuduh Macron "minta berkat dari Jerman" dan minta persetujuan Merkel bagi rencana-rencananya.

Setelah pemilu, kata Le Pen dengan tajam, Perancis "akan dipimpin perempuan, entah saya atau Merkel."

Baca: Kontroversi Burkini Warnai Debat Calon Presiden Perancis

Di Perancis Macron juga mendapat kritik karena jadi satu-satunya calon dari 11 yang mendukung politik pengungsi Merkel. 

Jika terpilih, bagi Berlin, Macron akan jadi mitra konstruktif. Tapi ia jelas tidak akan mengikuti semua kehendak Jerman.

Ia tidak sependapat dengan Jerman soal utang-utang Eropa. Ia juga menganggap investasi Jerman di Perancis terlalu rendah.

"Tapi ia tidak punya rasa anti Jerman," demikian dikatakan penasehat politik Eropanya Sylvie Goulard.

Dalam kampanyenya, berbeda dengan calon-calon lain, ia menganggap Jerman bisa jadi panutan di bidang ekonomi.

Yang pasti, jika Macron terpilih jadi presiden, Jerman akan lega.

Baca: Siapa Brigitte Trogneux? Perempuan Paling Dibicarakan di Perancis

Dulu politisi di Berlin kerap mengkritik Perancis karena sering defisit anggaran, juga karena ekonominya lemah dan jumlah pengangguran tinggi. Sekarang nadanya jauh lebih lunak.

Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel mengatakan dalam harian Perancis "Le Monde," Jerman harus kembali berperan sebagai "penengah jujur" dan menganggalkan sikap menggurui.

Mungkin sebagian warga Perancis senang mendengarnya, dan kemungkinan besar itu juga sokongan bagi kampanye Macron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com