Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/05/2017, 09:52 WIB

MOGADISHU, KOMPAS.com - Malang benar nasib Abbas Abdullahi Sheikh Siraji (31), menteri pekerjaan umum dan rekonstruksi Somalia.

Dia tewas ditembak pasukan pengawal seorang menteri di dekat Istana Presiden di Mogadishu karena disangka pelaku bom bunuh diri, Kamis (4/5/2017).

Saksi mata mengatakan, Siraji ditembak dari sebuah mobil yang dikendarai auditor negara Nur Jimale Farah.

Kemungkinan besar, pengawal Farah menduga mobil yang melaju di belakang mereka membawa seorang pengebom bunuh diri.

Baca: Aksi Darurat UNICEF: 30.000 Anak Somalia Diberi Imunisasi Campak

Tanpa banyak tanya, mereka lalu melepaskan tembakan dari jarak sekitar 500 meter ke arah mobil tersebut dari arah Istana Presiden.

"Para pengawal yang menggunakan trup pikap menembaki mobil menteri Siraji, agaknya ini merupakan kesalahan tetapi investigasi masih berlangsung," kata Ibrahim Mohamed, seorang perwira kepolisian Mogadishu.

Siraji, yang lahir di kamp pengungsi Dadaab, Kenya merupakan menteri termuda dalam kabinet pimpinan PM Hassan Ali Khaire yang dibentuk Maret lalu.

Dia adalah satu dari banyak pengungsi Somalia yang kembali ke kampung halamannya dari kamp pengungsi Daadab.

Siraji yang dianggap sebagai salah seorang menteri Somalia yang paling cerdas itu menjadi insipirasi rakyat negri yang dikungkung perang selama 25 tahun terakhir.

Tewasnya Siraji membuat Presiden Somalia Mohamed Abdullahi Mohamed mempersingkat kunjungan kerja ke Etiopia.

Baca: 26 Orang Mati Kelaparan dalam Kurun 1,5 Hari di Somalia

"Presiden memutuskan untuk mempercepat kunjungannya di luar negeri untuk hadir dalam upacara pemakaman menteri Siraji," kata PM Hassan Ali Khaire.

Sementara itu, Presiden Mohamed atau lebih dikenal dengan nama panggilan Farmajo memerintahkan investigasi digelar untuk mengungkap tragedi tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com