Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cabut Seruan Musnahkan Israel, Ini Alasan Hamas Tampil Lebih Moderat

Kompas.com - 02/05/2017, 17:53 WIB

GAZA CITY, KOMPAS.com - Organisasi militan Palestina yang menguasai Jalur Gaza, Hamas, telah mencabut seruan pemusnahan Israel dari program politiknya.

Mereka juga siap membangun negara Palestina berdasarkan batas tahun 1967.

Hamas tampil lebih moderat dari sebelumnya dengan mencabut seruan untuk memusnahkan Israel. Mengapa? Dengan cara itu Hamas ingin membebaskan diri dari isolasi internasional.

Hamas memublikasikan manifesto baru yang mengusung program politik yang lebih pragmatis demi membebaskan diri dari kungkungan internasional, seperti dilaporkan Deutsche Welle, Selasa (2/5/2017).

Kelompok yang oleh Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Uni Eropa (UE) dicatat sebagai organisasi teror tersebut menghapus kata-kata bernada dramatis seperti seruan "memusnahkan Israel."

Baca: Hamas: Kami Melawan Israel Bukan karena Mereka Beragama Yahudi

Namun Hamas tetap mendefinisikan misinya untuk "membebaskan" seluruh wilayah Palestina, termasuk yang kini menjadi bagian dari teritorial Israel.

"Tidak boleh ada pengakuan terhadap legitimitas Zionisme," demikian Hamas.

Tidak jelas apakah langkah tersebut akan membantu menormalisasi hubungan dengan Mesir dan Israel.

Pemerintah Israel di Tel Aviv sejak 2007 memberlakukan blokade terhadap Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.

Manifesto setebal lima halaman yang digodok selama empat tahun dipublikasikan di sebuah jumpa pers di Doha, Qatar.

Baca: Fatah Tuding Hamas Dalangi Serangan Bom di Jalur Gaza

Dokumen tersebut dinilai merefelksikan wajah moderat Hamas yang "ingin menghadapi dinamika politik regional dan internasional dengan lebih realistis, dengan tetap mewakili kepentingan rakyatnya," kata Khaled Mashaal, seorang pemimpin Hamas di pengasingan.

Pembaharuan Hamas diumumkan ketika hubungan dengan Fatah sedang memburuk, menyusul perang kata-kata dengan Mahmud Abbas.

Abbas mengancam akan menghentikan kucuran dana ke Gaza untuk memaksa Hamas mengubah sikap.

Baca: Hamas dan Fatah Tak Kunjung Akur, Pengadilan Palestina Putuskan Tunda Pemilu

Program baru tersebut untuk pertamakalinya memuat kemungkinan pendirian negara Palestina sesuai batas teritorial 1967.

Namun narasi yang dituliskan Hamas hanya menyebut hal tersebut sebagai "formula sesuai konensus nasional," bukan solusi mengakhiri konflik di Timur Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com