Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilgub DKI di Mata WNI Diaspora, Bikin “Deg-degan, Jengkel, dan Serem”

Kompas.com - 02/05/2017, 07:18 WIB

LOS ANGELES, KOMPAS.com –  Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta telah berlalu dengan rupa-rupa kesan dan kenangan, termasuk bagi warga Indonsia diaspora di Southern California, AS.

Saat menggelar acara “Panggung Masyarakat Indonesia” di West Covina, California, Sabtu (29/4/2017), mereka memperbincangkan lagi nilai-nilai keindonesiaan yang mesti dirawat.

Hadir antara lain mantan Duta Besar RI untuk AS, Dino Patti Djalal, yang kebetulan berkunjung dalam rangka mempromosikan acara Konvensi Diaspora Indonesia ke 4 di Jakarta, 1 Juli 2017.

Hajah Erwina Hawadi-Anderson, WNI diaspora di California, melaporkan untuk Kompas.com, Senin (1/5/2017), tentang acara “Panggung Masyarakat Indonesia” yang diikuti 400 orang itu.

Sebagian besar warga diaspora itu mendukung pasangan Ahok-Djarot, yang tergabung dalam Jaringan Ahok-Djarot Internasional", karena mereka mengamati bahwa kinerja keduanya sudah teruji, memuaskan, dan memberi karya nyata. Yang dibuktikan oleh berbagai survei tentang tingkat kepuasan atas kinerja mereka mencapai 70 persen.

Baca: WNI Diaspora di Los Angeles Deklarasikan Dukung Ahok-Djarot

Sugiarto Wijaya yang berdomisili di New York, mengatakan, “Bicara Pilkada DKI kemarin itu, membuat saya bertanya-tanya bagaimana bisa sih orang seperti Ahok dengan tingkat kepuasan kinerja dan popularitas 70 persen, hanya meraih 42 persen suara.”

Mengenai suhu politik di Tanah Air sekarang ini, “Bagi saya sangat berbahaya karena sudah membawa-bawa agama dan suku sebagai senjata yang empuk,” kata Sugiarto.

Betapa tidak, selama masa kampanye hingga pemungutan suara, benturan antarkelompok tertentu sering terjadi. Terjadi saling mengejek yang diikuti dengan penyebaran berita hoax.

Cathy, warga diaspora dari London, Inggris, mempunyai kesan bawah politik di Indonesia saat ini “sangat parah, penuh ketidak pastian, dan karena politik pula bangsa Indonesia bisa terpecah-belah”.

“Saya khawatir mereka yang menghalalkan segala cara demi kepentingan hasrat nafsu mereka, bisa-bisa juga menghancurkan NKRI nantinya,” kata Cathy, yang bekerja sebagai Fashion Retail.

Erwina, seorang Muslim yang taat, mengaku pernah mengalami kejadian yang tidak menyenangkan. Ia melihat teman-teman seagama dengannya saling mengintimidasi .

Ngapain sih lu ikut-ikutan gabung ke baju kotak-kotak? Kalau lu mati, siapa yang angkat jenazah lu?” kata Erwina menirukan ragam intimidasi yang dimaksud.

Baca: Gerakan Dukung Ahok di AS Meluas, dari Washington DC ke Southern California

Tiba-tiba, kata perempuan yang akrab disapa Hajah Erwina itu, semua terhipnotis yakin akan masuk surga kalau tidak memilih "baju kotak-kotak".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com