CHICAGO, KOMPAS.com - United Airlines, Jumat (28/4/2017), mencapai penyelesaian di luar pengadilan dengan seorang dokter yang diseret keluar dari salah satu pesawatnya setelah menolak untuk memberikan kursinya.
Perusahaan penerbangan itu dan pengacara dokter David Dao, korban penyeretan itu, setuju untuk tidak mengungkapkan jumlah uang yang diterimanya.
United Airlines hanya memberi pernyataan singkat yang mengatakan mencapai “penyelesaian damai pada insiden yang sangat disayangkan itu.”
Baca: Demi Kursi untuk Stafnya, United Airlines Seret Penumpang dari Pesawat
Perusahaan penerbangan itu sebelumnya hari Kamis (27/4/2017) mengatakan, mulai saat ini tidak ada penumpang yang akan dipaksa untuk menyerahkan tempat duduknya kecuali dalam kasus keselamatan dan keamanan.
Mereka yang dengan sukarela menyerahkan kursinya ketika penerbangan itu kelebihan booking akan diberi kompensasi sampai 10.000 dollar AS .
“Setiap konsumen berhak untuk diperlakukan dengan tingkat layanan tertinggi dan dengan bermartabat dan penuh rasa hormat,” kata pimpinan United Airlines, Oscar Munoz.
“Dua minggu lalu kami gagal untuk memenuhi standar itu dan benar-benar meminta maaf,” tambahnya.
Baca: Pria yang Diseret di Dalam Pesawat Gugat United Airlines
Tiga penumpang lainnya dengan sukarela menyerahkan kursi mereka, tapi Dao dipilih secara acak dan menolak meninggalkan pesawat dengan mengatakan ia harus pulang untuk merawat pasien.
Hidungnya patah, beberapa giginya rontok, dan ia mengalami gegar otak.
Video dari telepon genggam merekam peristiwa itu. Dao dengan darah mengucur di wajahnya terdengar menjerit bersama penumpang lainnya yang terkejut.
Baca: CEO United Airlines Akhirnya Benar-benar Minta Maaf
Insiden itu menyebabkan imbauan di Kongres agar pemerintah menerapkan kembali peraturan perusahaan penerbangan.
Beberapa anggota Kongres AS menuntut dikeluarkannya larangan atas praktik kelebihan booking, di mana perusahaan penerbangan menjual lebih banyak tiket dari kursi yang tersedia untuk memastikan pesawat selalu terisi penuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.