MOSKWA, KOMPAS.com - Seorang reporter harian Novaya Gazeta yang mengabarkan soal penyiksaan kaum gay di Chechnya kini bersembunyi setelah mendapatkan ancaman.
Elena Milashina, nama jurnalis itu, meninggalkan apartemennya di Moskwa dan berencana meninggalkan Rusia setelah seorang pemuka agama di Chechnya melempar ancaman terbuka untuk semua staf harian tersebut.
Kepada CNN Elena mengatakan, redaksi Novaya Gazeta menerima dua surat berisi bubuk putih menyusul ancaman yang dilontarkan dari Grozny, ibu kota Chechnya itu.
"Kami belum tahu itu bubuk apa, kami sudah meminta aparat keamanan memeriksanya. Semua dari kami, termasuk saya, menganggap situasi sudah sangat serius," ujar Elena.
Baca: Putin Tak Percaya Ada Pembantaian Kaum Gay di Chechnya, Mengapa?
Sementara itu, Nina Ognianova, kordinator Komite Perlindungan Jurnalis wilayah Eropa dan Asia Tengah, menyerukan agar pemerintah Rusia memastikan keselamatan para jurnalis.
"Para reporter Novaya Gazeta mendapatkan risiko sangat besar dan sudah membayar harga yang sangat mahal untuk mengungkappelanggaran HAM dan menyuarakan kebenaran," ujar Ognianova.
"Mereka tak perlu takut akan keselamatan diri karena mereka menjalankan tugas," tambah Ognianova.
Sebelumnya, harian tersebut mengabarkan setidaknya tiga orang gay tewas sementara puluhan lainnnya disiksa sebelum dilepaskan dengan ancaman.
Novaya Gazeta menyebutkan setidaknya 100 orang gay ditahan dan dipenjara di sebuah lokasi khusus. Namun pemerintah Rusia dan Chechnya membantah laporan tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.