Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Kuya Kim, Kisah Politisi yang "Insyaf" Jadi Presenter TV

Kompas.com - 27/04/2017, 14:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

BERT tidak dalam suasana hati yang baik. Seekor iguana kolombia warna hijau berusia delapan tahun ini tidak suka terbangun dari tidur siangnya.

Dia seperti memiliki martabat dan jika diabaikan begitu saja di atas meja makan, dia merasa seperti tidak dihargai. Sementara itu, pemiliknya, Kuya (Abang) Kim Atienza, sedang ngobrol dengan saya tentang pekerjaannya.

Ia mengisahkan hasratnya tentang ekspansi merek “Kuya Kim”, dengan ciri khas topi safari, ke pasar online, termasuk minatnya untuk mengembangkan game dan aplikasi. Kuya Kim dikenal sebagai Steve Irwin-nya Filipina, seorang pencinta alam dan pembawa acara “The Crocodile Hunter” di stasiun TV Australia.

Kuya Kim adalah seorang mantan politisi. Ia pernah berkarir di bidang politik selama 12 tahun. Dikutip dari Wikipedia, dari tahun 1995 sampai 2004, dia menjabat sebagai anggota dewan di sebuah distrik di Manila.

Salah satu resolusi penting yang dia ajukan ke dewan kota adalah keputusan pada tahun 1998 yang "menyingkirkan" aktris Claire Danes dan melarang filmnya setelah Danes mengkritik keadaan kebersihan Manila.

Pada tahun 2004, Kuya Kim mencalonkan diri sebagai perwakilan dari Distrik ke-5 di Manila namun kalah dari Joey Hizon. Masih menurut Wikipedia, ayahnya, mantan Wali Kota Manila Lito Atienza, memintanya pada 2007 untuk mencalonkan wali kota Manila, namun dia menolak dan kemudian memilih pensiun karena berpikir bahwa politik itu menyeramkan.

Sejak itu, ia "insyaf" dan ingin memulai karir baru. "Banting setir" dari dunia politik untuk memulai sesuatu yang baru. Langkah itu pada akhirnya ia syukuri hingga kini. 

"Saya berasal dari keluarga politik, ayah saya mantan Wali Kota Manila. Saya kira saya telah dipersiapkan untuk mengikutinya jejaknya. Saya melewati dua belas tahun usia saya dengan berbagai jabatan ayah saya di pemerintahan daerah, mulai dari camat hingga anggota dewan daerah,” ujar Kuya Kim mengisahkan latar belakang keuarganya.

“Pada 2004,” tuturnya lebih lanjut, “Saya mulai tampil di televisi ABS-CBN, stasiun televisi Filipina terbesar, di program acara tentang binatang, sesuatu hal yang selalu saya cintai. Pada saat itu, saya berpikir publisitas akan bagus untuk karir politik saya," lanjut Kuya Kim. 

"Namun, Maria Ressa (mantan wartawan CNN yang kini memimpin situs berita Rappler.com), dulu dia bos saya, berbicara empat mata dengan saya, dan mengatakan bahwa dia paham apa yang saya lakukan dan dia menyukainya. Lalu, saya harus memilih antara dunia politik dan hiburan. Tentu saja itu bukan keputusan yang sulit, dan saya pun langsung mulai bekerja di televisi saat itu," kata Kuya Kim.

Di Filipina, sudah umum jika sebuah perjalanan karir dimulai dari dunia berita dan hiburan lalu ke politik dan kekuasaan. Ini bisa dilihat dari munculnya tokoh-tokoh seperti mantan Presiden Joseph "Erap" Estrada, Senator Loren Legarda, dan Ramón "Bong" Revilla Jr.

Dalam kasus Kuya Kim yang bernama asli, Alejandro Ilagan Atienza, yang kini berusia lima puluh tahun ini, masa transisi karirnya justru terbalik dan dia merasa lebih bahagia atas semua itu.

Kim sukses membentuk karakter pembawa acara TV yang otentik dan sangat menarik (jika tidak bias dibilang “imut”). Program acaranya, “Matanglawin” (“Mata Elang”) yang tayang setiap Minggu pagi dan telah memenangkan beberapa penghargaan itu telah mengudara selama sembilan tahun.

Dok Karim Raslan Kura-kura, salah satu dari hewan koleksi Kuya Kim.
Fasih berbicara dalam dua bahasa dan kutu buku, Kuya Kim adalah seseorang yang benar-benar mencintai apa yang dilakukannya, mulai dari bermain hula-hoop, menjalani dan menceritakan kembali tentang operasi jantungnya, berkeluh-kesah di Vespa-nya, atau sekadar berjalan-jalan dengan keluarganya.

Dengan pengikut lebih dari 416.000 di Instagram dan 3,9 juta di Twitter, banyak orang Filipina yang mengikuti setiap kegiatannya. Menikah dengan Felicia "Fely" Hung Atienza, alumnus Wharton School yang cantik sekaligus mantan bankir investasi yang piawai, pasangan ini tinggal bersama ketiga anak mereka di kawasan elit yang teduh di jantung kota tua Manila.

Rumah mereka menjadi magnet para selebriti, mulai dari aktris Anne Curtis-Smith hingga penyanyi Isabelle Daza dan pembawa acara Karen Davila yang sangat terkenal di Filipina.

Di tengah perabotan abad ke-20 yang funky dan kontemporer, rumah Kuya Kim juga dipenuhi koleksi kegilaanya, seperti yang dilakukan ikon pencinta binatang, Dr Doolittle, yakni kura-kura, anjing yang jumlahnya lebih dari 40 ekor.

Ada pula burung yang bisa bernyanyi dengan jumlah yang tak terhitung lagi, termasuk piton, kadal dan ular yang jumlahnya sangat banyak hingga membuat Anda harus berhati-hati ketika hendak duduk, berdiri, bahkan berjalan.

Kim bercerita bahwa program televisinya menuntut dia untuk terang-terangan. “Saya harus melucu namun di saat yang sama, saya juga harus memberi pengetahuan kepada anak-anak. Harus ada sesuatu yang ‘dibawa pulang’ dari apa yang saya sampaikan atau pertontonkan, dan itu adalah ‘pengetahuan’," katanya.

Entah itu ketika dia harus membaca ramalan cuaca, mengunyah daun dengan seekor jerapah, atau bergulat dengan seekor ular. "Saya selalu fokus kepada penonton saya yaitu anak-anak di rumah yang saya coba hibur dan lebih penting lagi, saya didik,” papar Kim.

Halaman berikutnya: Pentingnya imajinasi

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com