MANILA, KOMPAS.com - Amnesty International, lembaga pemantau hak asasi manusia internasional menyerukan agar para pemimpin negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) bersatu menentang perang narkoba di Filipina.
Seperti yang telah lama diberitakan, sejak Presiden Rodrigo Duterte memegang kuasa pemerintahan pertengahan tahun lalu, ribuan orang di Filipina tewas terkait tuduhan narkoba.
Sikap tersebut diharapkan keluar dari para pemimpian negara ASEAN dalam konferensi tingkat tinggi yang digelar di Filipina pekan ini.
Amnesty International, seperti diberitakan AFP, Rabu (26/4/2017), berharap para Kepala Negara ASEAN mempertimbangan bahwa pembunuhan ribuan orang di Filipina, pun melanggar Piagam ASEAN.
Terutama, pelanggaran terhadap janji atas penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Lembaga itu menyebut, saat ini tercatat sekitar 9.000 orang tewas oleh polisi dan kelompok bersenjata tak dikenal, sejak Juli 2016.
Pejabat di negara itu pun menyebut, tidak semua kematian dilaporkan terkait narkoba, sementara yang lainnya terbunuh dalam operasi polisi yang sah.
Baca: Duterte Diadukan ke Mahkamah Kriminal Internasional
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.