Macron juga menerima dukungan dari mantan pesaingnya Francois Fillon dan Boneit Hamon yang tersingkir di putaran pertama.
Le Pen menyerang Macron sebagai “bayi Hollande” merujuk kepada sosok Macron yang pernah menjabat sebagai Menteri Ekonomi di kabinet Hollande.
Baca: Presiden Hollande Minta Warga Perancis Tak Pilih Le Pen, Mengapa?
Harapan le Pen adalah pemilih akan teringat bahwa Macron pernah menjadi bagian dari pemerintahan sosialis Hollande yang saat ini sangat tidak populer.
Macron meninggalkan kabinet Hollande untuk maju sebagai capres, keputusan yang merusak hubungannya dengan Hollande yang menuduhnya sebagai pengkhianat.
Pilpres Perancis ini sangat bersejarah karena baik Macron maupun Le Pen tidak berasal dari dua partai mainstream yang selalu mendominasi kancah perpolitikan Perancis.
Baik Partai Republik yang berhaluan konservatif dan Partai Sosialis gagal meloloskan kedua capresnya ke putaran kedua, sejarah baru yang belum pernah terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.