Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Militer Gagal Bebaskan 52 Sandera AS di Iran

Kompas.com - 24/04/2017, 20:30 WIB

KOMPAS.com - Pada 24 April 1980, sebuah operasi militer Amerika Serikat untuk menyelamatkan 52 warganya yang disandera di Kedubes AS di Iran berakhir tragis.

Operasi militer yang diseujui Presiden Jimmy Carter itu menewaskan delapan tentara Amerika Serikat dan tak ada sandera yang bisa dibebaskan.

Peristiwa ini diawali pada 4 November 1979 ketika para mahasiswa Iran yang militan menggelar protes.

Mereka memprotes kebijakan Amerika Serikat yang mengizinkan Shah Iran yang sudah terguling bepergian ke AS untuk berobat. Para mahasiswa itu kemudian mengepung dan menduduki kantor kedubes AS di Teheran.

Pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Khomeini mengambil alih situasi ini dan mengizinkan beberapa sandera terutama perempuan dan kelompok minoritas Amerika meninggalkan gedung itu.

Baca: Pasukan Khusus AS Bantu Pembebasan Sandera di Hotel di Mali

Iran beralasan sandera yang dibebaskan juga merupakan korban dari diskriminasi di Amerika Serikat. Sisanya sebanyak 52 orang tetap disandera hingga Januari 1981 atau selama 444 hari.

Presiden Carter yang tak mampu menyelesaikan krisis itu secara diplomatik akhirnya memutuskan untuk menggelar operasi pembebasan sandera dengan sandi Operasi Cakar Elang (Operation Eagle Claw).

Pada 24 April 1980 sore, delapan helikopter RH-53D terbang dari kapal induk USS Nimitz terbang menuju sebuah lokasi terpencil di sebuah gurun garam di sisi wilayah timur Iran.

Namun, pasukan ini menghadapi badai gurun yang sangat buruk hingga merusak dua helikopter yang terbang dengan menutup seluruh saluran radio.

Sehari kemudian, enam helikopter yang masih berfungsi bertemu dengan beberapa pesawat Hercules C-130 di lokasi pengisian bahan bakar.

Saat itulah, tim teknis menyakatan helikopter itu tak layak terbang. Akhirnya komandan misi Kolonel Charlses Alvin Beckwith menyarankan agar operasi dibatalkan dan disetujui Presiden Carter.

Saat keenam helikopter itu sedang bersiap mengisi bahan bakar, salah satunya menghantam sebuah pesawat tanker Hercules C-130 hingga jatuh dan menewaskan delapan personel militer AS.

Baca: KSAD Siagakan Kopassus dan Kostrad untuk Bebaskan Sandera Abu Sayyaf

Setelah kegagalan misi ini diketahui publik, Ayatollah Khomeini menyebut gagalnya operasi militer AS adalah kehendak Tuhan dan popularias Khomeini semakin meroket.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com