Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/04/2017, 07:41 WIB

ROMA, KOMPAS.com - Paus Fransiskus, Sabtu (22/4/2017), menyerukan agar negara-negara di dunia segera mengeluarkan para pengungsi dari tempat-tempat penampungan.

Paus bahkan mengatakan, tempat-tempat penampungan pengungsi itu tak ubahnya seperti kamp konsentrasi.

Saat berkunjung ke sebuah gereja di Roma di mana dia bertemu sejumlah imigran, Paus mengisahkan kunjungannya ke Pulau Lesbos, Yunani, tahun lalu.

Di tempat itu, Paus mengenang, dia bertemu dengan seorang pria Muslim dari Timur Tengah yang menjadi pengungsi di tempat itu.

Baca: Begini Hidup Pengungsi Suriah yang Dibawa Paus Fransiskus Setahun Lalu

Paus mengingat bagaimana pria itu berkisah tentang kedatangan teroris ke kampung halamannya dan bagaimana istrinya dibunuh hanya karena dia beragama Kristen.

"Saya tidak tahu apakah pria itu bisa meninggakan kamp konsentrasi tersebut, sebab banyak kamp pengungsi berbentuk seperti kamp konsentrasi karena banyak manusia dimasukkan ke dalamnya," kata Paus.

Lebih jauh, Paus Fransiskus memuji beberapa negara yang membantu para pengungsi itu.

Paus Fransiskus juga mengucapkan terima kasih karena beberapa negara itu mau menanggung beban tamabahan ini.

"Sebab, saat ini kesepakatan internasional nampaknya lebih penting ketimbang rasa kemanusiaan," ujar Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus tak merinci kesepekatan internasional yang dia maksud namun nampaknya yang dia maksud adalah kesepakatan untuk mencegah pengungsi melintasi perbatasan.


Tahun lalu Uni Eropa dan Turki mencapai kesepakatan untuk mengirim kembali imigran ilegal dari Yunani ke Turki.

Baca: Paus Fransiskus Boyong Tiga Keluarga Pengungsi Suriah ke Vatikan

Sebagai imbalannya, Turki mendapatkan keuntungan politik dan finansial. Kesepakatan ini mendapat banyak kecaman dari para aktivis HAM.

Sedangkan pada Februari tahun ini, Uni Eropa sepakat untuk membiayai pembangunan kamp-kamp pengungsi di Libyta sebagai upaya memangkas gelombang pengungsi dari Afrika.

Langkah ini dikecam kelompok-kelompok pejuang HAM karena warga Afrika itu kabur karena menghadapi kekerasan dan penindasan di negerinya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com