Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Pihak-pihak yang Terlibat Konflik Rumit di Suriah

Kompas.com - 20/04/2017, 16:43 WIB

KOMPAS.com - Krisis politik dan keamanan yang terjadi di Suriah, tak hanya melibatkan kubu Pemerintah Presiden Bashar al Asaad melawan kelompok pemberontak yang hendak menggulingkannya.

Lebih dari itu, ada sejumlah kelompok, bahkan negara yang terkait dalam krisis berkepanjangan yang terjadi di negeri itu.

Awalnya, militer Suriah yang resminya bernama Syrian Arab Army (SAA) mengalami kekalahan besar dari kelompok anti-Presiden Bashar al-Assad yang tergabung dalam Free Syrian Army.

SAA yang adalah gabungan pasukan pertahanan nasional Suriah dengan dukungan milisi bersenjata pro-Assad mengalami kekalahan tersebut pada tahun 2011.

Kelompok Free Syrian Army lantas mengklaim diri sebagai sayap moderat, yang muncul dari aksi protes menentang rezim Assad di tahun 2011.

Bersama milisi non-jihadis, kelompok pemberontak ini terus berusaha menumbangkan Presiden Assad dan menuntut digelarnya pemilu demokratis.

Kelompok tersebut didukung Amerika Serikat dan Turki. Namun, kekuatan FSA kian melemah, akibat sejumlah anggota milisi pendukungnya memilih bergabung dengan kelompok teroris.

Lalu, Kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) yang memanfaatkan kekacauan di Suriah dan vakum kekuasaan di Irak, pun menjadi bagian dalam perang di Suriah.

Teroris ISIS pada tahun 2014 merebut wilayah luas di Suriah dan Irak.

ISIS berusaha mendirikan kekalifahan, namun nama kelompok ini tercoreng akibat aksi genosida, pembunuhan sandera, serta penyiksaan brutal.

Kemudian ada milisi teroris Front al-Nusra yang sempat berafiliasi ke Al Qaeda. Ini merupakan kelompok jihadis yang sudah lama bergerak di Suriah.

Baca: Al Nusra dan Al Qaeda Bercerai, Ini Reaksi Gedung Putih

Kelompok ini tidak hanya memerangi rezim Assad, tapi juga terlibat perang dengan pemberontak yang disebut moderat.

Kelompok ini lalu bergabung dengan sejumlah grup milisi lainnya pada Januari 2017, nama kelompok ini pun diubah menjadi Tahrir al-Sham.

Selanjutnya, pasukan dari Moskwa terbukti menjadi aliansi kuat bagi Presiden Assad.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com