SEOUL, KOMPAS.com - Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence menegaskan, kesabaran AS terhadap Korea Utara (Korut) sudah berakhir.
Berbicara di zona demilitarisasi dalam kunjungannya di Seoul, Korsel, Senin (17/4/2017), dia menyebut AS selalu setia bersama sekutunya Korsel, dan tetap menginginkan perdamaian.
“Semua opsi saat ini ada di meja untuk memastikan stabilitas rakyat Korsel,” kata Pence tanpa merinci lebih jauh strategi militer apa yang sedang dipersiapkan AS.
“Ada periode di mana kita berstrategi dengan menghadapi Korut dengan kesabaran, namun periode itu sudah usai,” lanjut dia seperti dikutip Reuters.
Salah satu pejabat senior di pemerintahan AS mengatakan, sejauh ini AS belum mempertimbangkan untuk mengerahkan opsi militer.
Fokus ada pada sanksi ekonomi, operasi rahasia, jalur diplomasi, dan opsi militer masih menjadi pilihan terakhir.
Wapres Pence tiba di Seoul beberapa jam setelah gagalnya operasi misil Korut.
Video: Peluncuran Misil Balistik Korea Utara Gagal
Kedatangannya juga berselang sehari setelah parade militer memperingati ulang tahun ke-105 dari pendiri Korut, Kim Il-sung.
Baca: Dalam Parade Militer, Korut Pamerkan Rudal Balistik Barunya
Pence yang ayahnya ikut serta dalam Perang Korea 1950-1953 berharap Tiongkok sebagai salah satu sekutu Korut akan mengambil tindakan untuk mengubah perangai Korut.
“Seperti yang telah disampaikan Presiden Trump, ini adalah pilihan, apakah Tiongkok yang akan menangani Korut atau AS dan sekutunya,” ucap mantan Gubernur Indiana ini.
Baca: Antisipasi Krisis di Semanjung Korea, Jepang Siapkan Rencana Darurat
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.