KOMPAS.com - Salah satu bencana alam paling dahsyat yang tercatat dalam sejarah dunia adalah letusan Gunung Tambora pada 1815 yang secara total, langsung atau tidak langsung, menewaskan 100.000 orang.
Gunung berapi itu mulai "mengamuk" pada 5 April 1815 dengan mengeluarkan letusan yang amat kuat.
Begitu dahsyatnya, letusan itu hingga suaranya bisa didengar di Makassar yang berjarak 380 kilometer dari Sumbawa.
Suara letusan Tambora juga konon bisa didengar warga Batavia bahkan hingga terdengar di Ternate yang berjarak 1.400 kilometer dari Sumbawa.
Pada 6 April, hujan abu menyelimuti Jawa Timur dengan suara letusan yang masih terus terdengar hingga 10 April 1815.
Warga di Pulau Sumatera yang berjarak 2.600 kilometer juga mendengar letusan Tambora. Namun, mereka awalnya menduga bahwa itu adalah suara letusan meriam.
Pada 10 April 1815, letusan Tambora semakin intensif yang mengubah seluruh gunung itu menjadi cairan api yang mengalir.
Letusan itu juga diikuti hujan batu dengan ukuran garis tengah hingga 20 centimeter, menghancurkan desa-desa di sekitar gunung itu.
Hujan abu semakin dahsyat menyelimuti Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Akhirnya letusan Tambora mereda pada 17 April 1815.
Letusan gunung ini melontarkan abu hingga hampir 40 kilometer ke angkasa dan mengakibatkan lapisan abu setinggi 1,5 meter di Sumbawa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.